Mohon tunggu...
Getha Dianari
Getha Dianari Mohon Tunggu... Lainnya - Karyawan Swasta

Tunggu sesaat lagi, saya akan menulis lagi.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Supaya Hidup Gak Gini-gini Aja ala Desi Anwar

30 Maret 2019   10:02 Diperbarui: 30 Maret 2019   10:47 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Disamping kelebihannya, mereka punya kelemahan dan emosi untuk tertawa atau bersedih sama seperti kita. Ini persoalan bagaimana kita memandang lawan bicara sebagai sama-sama manusia sehingga muncul keintiman, keterbukaan, dan komunikasi yang mengalir.

Desi Anwar juga tetap mempertahankan style bercelana panjang dan rambut pendek. Enggan memakai rok atau berambut panjang seperti halnya pembawa acara atau jurnalis wanita lain, bahkan saat menghadiri acara kenegaraan sekalipun. Ia adalah seorang yang aktif bergerak dan tangkas sehingga tidak mau hal neko-neko seperti rok atau dandan berlebihan malah menghambat geraknya. Rachel Zoe berkata, "Style is a way to say who you are without having to speak."

Belajar dari Desi Anwar

So, pelajaran apa yang bisa dimaknai dari seorang Desi Anwar?

1. Bertahan di Lingkungan Kerja yang Tidak Kondusif

Untuk kita-kita para postmillenial yang baru memulai karir, saya sering mendengar keluhan dari sobat-sobat yang tidak suka dengan pekerjaannya karena lingkungan kerja tidak kondusif alias tidak menyenangkan. Atau sebaliknya, ada juga sobat-sobat yang suka dengan pekerjaannya karena lingkungan kerjanya asyik.

Jika mendapati lingkungan kerja tidak menyenangkan, lantas harus bagaimana? Bawaannya ingin cepat-cepat dapat jalan keluar bukan? Jalan keluar dari pekerjaan alias resign. Hehehehe...

Ya betul, itu termasuk pilihan dan Anda berhak menentukannya. Namun berbeda dengan Desi Anwar, ia lebih memilih untuk bertahan dan membuktikan. Seperti keyakinan Sabari dalam novel Ayah karya Andrea Hirata, Tuhan berhitung dan suatu saat akan berhenti berhitung, kita manusia perlu bersabar hingga timbal balik kesabaran itu datang.

Mendapat pekerjaan yang sesuai dengan passion atau berpotensi menunjang pengembangan diri adalah sebuah prestasi. Jika dalam perjalanannya ada banyak hal kurang menyenangkan datang, ingat kembali anugerah itu, fokus pada tujuan awal dan apa yang harus dikerjakan. 

Pada tahap selanjutnya, ukur kelebihan dan kekurangan, belajar menaklukan kekurangan-kekurangan yang ada, dan tunjukkan progress belajar kita melalui ide, project inisiatif maupun kesempatan-kesempatan yang datang saat berdiskusi atau menyelesaikan permasalahan dalam tim.

2. Menyeberangi Api

Jika kerja keras kita dalam belajar dan mengerjakan project sudah membuahkan hasil, berpuas dirilah tapi hanya boleh sebentar. Di sela-sela seminar, Desi Anwar juga berkata, jika ada hal yang tidak menyenangkan menimpa diri kita, bersedihlah tapi hanya boleh sebentar. 

Dalam Qur'an Surah Al-Insyirah ayat tujuh dikatakan, "Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain)". That's the point, Kawan!

Tantanglah diri kita untuk memikirkan ide apa lagi, menemukan masalah apa lagi, mengerjakan project apa lagi, belajar apa lagi. Harus lebih tinggi tingkat kesulitannya dari tempo hari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun