Dalam sistem moneter, uang difungsikan sebagai media transaksi dan penentu harga yang sah menurut otoritas moneter tertentu di suatu negara. Secara falsafah, ibunda pernah berkata jika uang adalah teman setia dan kekuatan.
Uang adalah teman setia karena membebaskan kita dari kehampaan, memenuhi keinginan tanpa pengkhianatan, dan selalu ada di sisi kita dimanapun berada. Lantas, bagaimana dengan ungkapan, uang adalah kekuatan?
Saya pribadi memaknainya menjadi dua hal: (1) uang sumber kekuatan dan (2) uang modal kekuatan.
Uang Sumber Kekuatan
Diceritakan ayah saat saya kecil dulu, beberapa rekan kantor sengaja melakukan penyelewengan aset perusahaan atau menerima gratifikasi kontraktor. Motivasi mereka tergiur menjadi lebih kaya karena mengandalkan gaji karyawan saja tidak cukup untuk menyenangkan istri apalagi bisa sampai diakui masyarakat. Serupa dengan berita-berita yang sering kita dengar tentang pejabat pemerintah yang melakukan tindak korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Seorang kawan yang bekerja di sebuah perusahaan leasing dengan target pasar masyarakat daerah, pun memberi kesaksian bahwa di sana masih banyak praktik-praktik pesugihan. Selama ini saya pikir kisah-kisah semacam itu hanya bualan, seperti dongeng peri atau kancil sebelum tidur. Pantas saja, iklan-iklan penglaris dan pesugihan tidak pernah ada matinya sejak saya dalam buaian hingga besar kini, sering terpampang di majalah-majalah atau koran-koran rakyat. Ternyata sangat laris peminat!
Atau orang-orang sombong nun takabur yang sudah dikisahkan sejak jaman nabi hingga era 4.0 seperti saat ini. Ciri-cirinya ada pada mereka yang suka menganggap rendah dan meremehkan golongan fakir atau kaum lemah secara materiil. Biasanya sifat ini dimiliki mereka yang merasa mapan berpenghasilan di atas rata-rata.
Fenomena-fenomena itu adalah tentang mereka yang menganggap uang sebagai sumber kekuatan. Uang dijadikan sasaran akhir atau ujung dari keseluruhan sistem, sehingga ada istilah "Yang penting kaya!" atau "Orang kaya mah bebas!".
Hanya dengan uang, mereka punya kekuatan. Kekuatan untuk berkuasa, memerintah orang lain, memiliki semua harta benda, pasangan, anak-anak yang gemilang. Uang adalah satu-satunya sumber kekuatan yang membuat mereka percaya diri, merasa berhasil dan menjadi alat ukur kesuksesan. Singkatnya, uang adalah pembanding antara satu orang dengan orang lainnya. Tanpa uang, mereka merasa, "Saya bukan siapa-siapa dan tak bisa apa-apa!".
Karena uang adalah sasaran akhir, penting bagi golongan ini melakukan apa saja agar mendapatkan uang. Setelah mendapatkan uang, golongan ini memprioritaskan pengeluaran untuk kesenangan dan memperjelas status sosial. Then repeated!
Uang Modal Kekuatan
Bagi golongan ini, uang bukanlah sasaran akhir, melainkan modal untuk mencapai tujuan hidup yang relatif dan tanpa batas. Bisa dikatakan, uang adalah media untuk mencapai kekuatan sejati, yakni visi atau impian.
Pernah mendengar kisah Wakil Presiden Pertama RI Muhammad Hatta dengan sepatu Belly impian yang tak pernah terbeli hingga akhir hayat? Bung Hatta dikenal sebagai sosok yang hemat, menahan keinginan pribadi demi kepentingan maslahat, salah satu bukti nasionalisme terhadap negara.
Andrea Hirata, anak miskin dari Belitung yang jauh-jauh merantau ke Jakarta. Sempat luntang-lantung mencari nafkah untuk bertahan hidup dan memenuhi impiannya berkuliah. Hingga secara pasti kekuatan mimpi menuntunnya menjadi penerima beasiswa sampai ke benua Eropa. Kini sudah sukses berkarya sebagai salah satu penulis termahsyur di negeri ini.
Ada lagi cerita tentang seorang pengusaha dan penasihat keuangan kelas kakap, Robert Kiyosaki. Ia tak pernah secara eksplisit menyebutkan uang sebagai bentuk absolut dari sebuah aset. Kekayaan haruslah berpusat pada pengelolaan aset. Uang adalah modal untuk menciptakan aset-aset baru, sehingga terjadi pelipatgandaan nilai pada kesempatan berikutnya. Namun, masih banyak orang yang gagal paham memaknai aset dan liabilitas. Satu contoh saja, menurut Anda, rumah termasuk aset atau liabilitas?
MarkPlus, sebuah perusahaan konsultan marketing kenamaan asal Indonesia. Siapa tak kenal pendirinya, Hermawan Kartajaya! Sosok dan pemikiran-pemikirannya membawa pengaruh penting bagi dunia pemasaran di Indonesia, baik untuk UKM, perusahaan-perusahan swasta, BUMN, hingga badan pemerintah. Sosok sekelas Hermawan tak menampik jika uang faktor terpenting bagi kesuksesan MarkPlus.Â
Setelah ia melepas jabatannya sebagai Direktur Distribusi HM Sampoerna, ia tetap membutuhkan bantuan mantan direktur utamanya untuk memberikan pancing. Sehingga ia diberi kesempatan untuk memimpin training direktorat distribusi dan mendapat komisi besar yang dialokasikan sebagai suntikan dana untuk menjalankan MarkPlus.
Atau kisah ayah saya sendiri. Berani melepaskan diri jauh dari pengawasan orang tua saat usia remaja demi melanjutkan sekolah dengan bantuan dana pendidikan Bank Dunia. Setelah tamat sekolah, bekerja keras mencari penghasilan sambil belajar agar diterima masuk perguruan tinggi bebas biaya jalur ikatan dinas. Usaha dan prestasinya tak berhenti ia bina sampai di dunia kerja, hingga satu saat memperoleh beasiswa pendidikan di Auckland, New Zealand.
Jadi, apa arti uang menurut Anda?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H