Sepertinya kriteria ini agak subjektif. Saya lebih suka membaca tulisan yang apa adanya, jujur, bahkan mungkin blak-blakan. Bukan hanya menulis dengan benar, tetapi menulis kebenaran dengan benar.
Akhir chapter menggantung
Akhir chapter atau bab yang menggantung akan membuat penasaran sehingga lanjut ke chapter berikutnya menjadi tugas wajib. Bahkan setelah membaca habis semua buku, pembaca masih dibuat penasaran tentang kelanjutan cerita. Sehingga terbit edisi-edisi lanjutan yang jadi target buruan pembaca. Andrea Hirata dan Robert Kiyosaki adalah penulis cerdas yang dapat melakukan hal ini.
Formula pendorong produktifitas
Setelah membaca chapter demi chapter dari isi buku hingga selesai, ada poin-poin yang bisa dicatat ulang menjadi seperti panduan langkah konkret. Jika digabungkan akan menjadi sebuah konsep komprehensif untuk meningkatkan produktifitas. Salah satu contohnya, buku Willy Wong, tepat mengilhami saya sehingga dapat membuat formula bagaimana cara agar customer service toko konvensional menjual dengan efektif.
Ringan walau sebenarnya berbobot
Banyak buku berbobot tapi tidak laku di pasar. Ini soal penamaan judul buku dan gaya menulis.
Banyak editor yang takut keluar pagar, alias takut memberi judul buku fenomenal yang menjual. Saya tahu fakta ini dari pengalaman Robert Kiyosaki saat akan menerbitkan buku pertamanya berjudul If You Want To Be Rich and Happy Don't Go to School namun penerbit menyarankan judul diubah menjadi The Economics of Education.
Tema yang berat jika dituliskan dengan gaya menulis yang berat, akan membuat pembaca berpikir berkali-kali dan tidak menutup kemungkinan pembaca akan membentuk asumsinya sendiri. Bahkan bisa jadi bernasib sama seperti buku-buku referensi sekolah yang menumpuk tapi tidak pernah habis dibaca.
Saya lebih suka dengan gaya tulisan yang sederhana, ringan, to the point dan deskriptif. Tidak berputar-putar, tidak diulang-ulang. Penulis membuat satu kesepahaman dengan pembaca saat itu juga (baca: saat pembaca membaca tulisan penulis).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H