Mohon tunggu...
Geta Dwirisna
Geta Dwirisna Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hasil Karya

27 Juli 2018   22:27 Diperbarui: 27 Juli 2018   22:42 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perkenalkan, namaku Ayesha. Aku adalah anak perempuan satu-satunya dikeluargaku. Keluargaku bisa disebut dengan keluarga penulis karna, Ayah ku adalah seorang penulis sastra atau yang biasa disebut dengan sastrawan, dan Ibuku adalah seorang novelis. Menurutku mereka adalah orang-orang yang hebat, karna mereka bisa menciptakan sebuah karya tulis. Dirumahku juga banyak sekali buku yang tersusun rapih di sebuah lemari yang ditulis tangan oleh ayah dan ibuku.

Aku memiliki seorang sahabat yang bernama Alya. Setiap hari ia datang kerumahku untuk mengerjakan tugas sekolah bersama-sama. Setelah mengerjakan tugas tersebut, sebelum pulang, Alya selalu menyempatkan untuk membaca salah satu buku yang di buat ayah atau ibu walau hanya sebentar. Terkadang Alya juga meminta izin kepada ayah dan ibuku untuk meminjam salah satu buku hasil karya buatanya untuk ia baca dirumah.

"Alya, kamu kenapa sih kalo main kerumahku, kamu pasti selalu membaca buku-buku buatan ayah atau ibuku?" tanyaku  kepada sahabatku yang sedang sibuk memilih buku-buku yang tersusun di lemari.

"orang tuamu itu orang yang hebat Ayesha! Lihat saja buktinya setiap aku datang kerumahmu, aku selalu membaca buku-buku ini tanpa bosan, itu berati buku-buku hasil buatan orang tuamu ini sangat menarik tahu! hahaha" jawab Alya.

"memangnya semenarik itu ya? Jika memang semenarik itu, buktinya aku tidak tuh! Malah melihat tebal bukunya saja aku sudah malas!" Aku pun meninggalkan sahabatku yang masih sibuk membaca buku yang sudah ia pilih. Aku pergi memasuki kamarku kemudian memutuskan untuk mengerjakan tugas-tugas sekolahku.

"Ayesha.. kamu marah ya gara-gara setiap aku datang, aku selalu membaca buku-buku ini?" tanyanya.

"hmm, tidak tuh" jawab ku dengan nada yang dingin.

"Ayesha, aku penasaran, kedua orang tuamu kan seorang penulis, tapi  kenapa mereka sangat bertolak belakang dengan mu ya?" tanyanya padaku.

"memangnya kalo orang tuanya seorang penulis, anaknya juga harus ikutan jadi penulis juga gitu?"

"hmm ya engga juga sih, tapi emangnya kamu engga pernah kaya coba buat cerita dari hasil kamu sendiri?"

"engga tuh, lagian ngapain juga bikin yang gituan, males" jawabku dengan nada yang dingin.

"kamu pasti belum coba bikin kan? Cobalah dulu, misalnya dari hal yang kecil aja dulu. Misalnya cerpen?" ujarnya.

"ih apaan sih ko malah jadi bahas ini! Kita kan mau ngerjain tugas bukan malah bahas hal yang gapenting kaya gini!"

"akukan cuma kasih tau doang, iya deh maaf. Yaudah kita lanjut ngerjain tugasnya yuk!" 

Ayesha dan Alya pun memutuskan untuk mengerjakan tugas sekolahnya yang akan mereka kumpulkan besok.

***

"Alya, besok sepulang sekolah, bagaimana kalo kita bermain sambil mengerjakan tugas sekolah dirumahmu?" tanyaku pada Alya.

"oke! Kebetulan hari ini ibuku membeli banyak makanan! Ayo kita habiskan makanan itu sama-sama!" jawabnya.

"ah baiklah ayo!"

Bel sekolah pun berbunyi. Jam sudah menunjukkan pukul jam 12 siang yang artinya jam pelajaran sudah berakhir. Keduanya pun memutuskan untuk segera pulang kerumah sahabatnya untuk mengerjakan tugas bersama-sama. Sesampainya dirumah, Ayesha tidak sengaja melihat selembar koran yang tertempel di dinding kamar sahabatnya. Hal tersebut sangat menarik perhatian Ayesha. Setelah ia baca, ternyata itu adalah cerpen hasil karya sahabatnya sendiri. Dan ia merasa iri karna sahabatnya bisa menciptakan sebuah karya yang ia ciptakan sendiri. Sedangkan ia tidak bisa, padahal kedua orang tua Alya hanya pegawai negeri biasa. Sedangkan aku? Kedua orang tuaku adalah penulis. Tapi aku tidak bisa seperti mereka.

Aku berfikir, apakah menulis itu adalah hal yang mudah? Kenapa ayah dan ibu, bahkan sabatku sendiri bisa membuat sebuah karya tulis? Sedangkan aku? Aku tidak bisa. Bagaimana mereka bisa mendapatkan ide-ide cerita itu? Tanya Ayesha di dalam lamunannya.

"DOR!! Kamu nih ngelamun aja Ayesha. Lagi mikirin apa sih sampe ngelamun gini?" Alya mengejutkan sahabatnya yang terlarut didalam lamunannya.

"aduh! Kaget tau!" ucapku.

"habis kamu melamun gitu. Kenapa?" tanya Alya kepadaku.

"emm, Alya. Apakah cerpen ini adalah hasil karya tulis yang kamu buat?"

"oh iya, ini adalah cerpen pertama buatanku sendiri yang di unggah di koran ini Ayesha"

"bagaimana bisa? Bagaimana caranya kamu mendapatkan ide-ide tersebut? Memangnya membuat karya tulis seperti ini tidak sulit?" tanyaku pada Alya.

"Ayesha, sebenarnya menciptakan hasil karya seperti ini tidak ada yang sulit, hanya dengan keinginan untuk bisa membuat sebuah karya, itu pasti akan berhasil. Hanya dengan berlatih menulis dan membaca setiap hari, sedikit demi sedikit pikiran kita akan jadi lebih terbuka dan pastinya akan memunculkan sebuah ide-ide baru untuk menciptakan sebuah karya tulis.

Dikatakan sulit itu kalo kita sama sekali tidak ada keinginan untuk bisa. Jangankan ada keinginan untuk bisa, berlatih pun tidak ingin. Itu seudah jelas kita tidak akan berhasil. Hanya cukup dengan berlatih menulis mengalir bebas dan membaca pun itu sudah cukup. Ketahuilah kamu pasti bisa!" ujarnya.

Setelah mendengar perkataan dari sahabatnya itu, Ayesha mencoba untuk membuat sebuah karya yang ia inginkan. Setelah dicoba, ternyata membuat karya tulis hasil buatan sendiri itu sangat menyenangkan. Dan tulisan hasil karya Ayesha pun selalu ia muat kesebuah koran. dan Ayesha menyadari bahwa memiliki hasil karya buatan sendiri dan memiliki banyak pembaca yang menyukai hasil karyanya itu bisa membuat bangga dirinya sendiri dan kedua orang tuanya.

 Bila kita memiliki keinginan yang kuat, maka lakukanlah dengan bersungguh-sungguh. Dan jika sewaktu-waktu kita gagal, tetap lah bersemangat dan jangan berputus asa. Karna disetiap kegagalan, pasti ada sebuah kesuksesan yang tertunda. Percayalah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun