Mohon tunggu...
Djendoel Gesti
Djendoel Gesti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

seorang gadis yang selalu haus dan lapar tentang ilmu kehidupan..

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Memoar tentang Mamak

2 September 2012   18:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:00 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Syukurlah Lif. Memang Allah itu Maha Adil ya,” katanya dengan mata berbinar. Aku mengerutkan alisku, masih tak mengerti dengan perkataan Mamat. Mendadak beberapa orang mendekatiku sambil membawa kamera dan alat tulis, mereka sibuk menghujaniku dengan berbagai macam pertanyaan dan memotretku dari sana-sini. Kutengok Mamat di sebelahku, ternyata ia telah menghilang entah kemana. Aku menggaruk kepala seperti orang bingung. Rasanya masih kaget menghadapi begitu banyak orang secara tiba-tiba.

“Apa dik Alif sebelumnya sudah tahu jika adik akan dijual dan diselundupkan ke luar negeri?, Apakah orangtua adik sebelumnya juga ke luar negeri melalui Pak Karjo?,” tanya seorang lelaki berkacamata sambil menyiapkan kertas dan pulpen yang dipegangnya. Aku hanya menggeleng, pertanyaan pun kembali datang bertubi-tubi, dan aku hanya menjawab dengan gelengan dan anggukan saja. Sejenak aku terpaku, diantara kerumunan orang-orang itu aku seperti melihat Mamak, melambaikan tangannya dan tersenyum menatapku, masih tatapan yang sama, penuh cinta.

Jakarta, 2011

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun