Hari ini, aku kembali mengingat bagaimana aku pergi ke kota ini beberapa minggu lalu. Jika mengingatnya, aku berpikir kembali dengan siapa aku akan menikmati hari bahagia ini. Hari dimana aku ingin mereka ada disisiku. Hari dimana aku ingin tertawa dan merasakan haru bersama.
“Ada yang ingat gak ya?” bisikku. Logikaku terus berputar. Aku jauh, memberi kejutan, kado atau apapun itu pasti menyusahkan. Saat itu aku kembali menenangkan pikiranku yang mulai berharap macam-macam. Hingga handphoneku berbunyi tanda ada sms masuk. Dari Arif.
“Ay, nanti malam cam yuk.”
“Hah?. Ngapain? Jam berapa?. Aku ngantuk loh sayang.” Balasku.
“Bentar aja kok, 5 menit aja juga gpp. Oke?.”
“Oke deh.”
--
Pukul 23:55
Aku menyalakan laptopku, memasang modem dan segera sign in di yahoo messanger. Aku chatting dengannya. Dia memperlihatkan webcamnya padaku dan begitupun sebaliknya. Melihat wajahnya, aku benar benar merindukannya. Wajahnya masih seperti ketika terakhir aku melihatnya saat ia mengantar kepergianku ke sini. Aku ingat saat itu, aku memeluknya untuk pertemuan yang entah kapan terjadi lagi. Aku memperhatikan gerak-geriknya, tak terlintas dalam pikiranku tentang apa yang dia persiapkan untukku.
Tiba-tiba lampu dikamarnya mati. Dia menelponku. Lalu dengan tiba-tiba pula ia muncul dengan sebuah cake di tangannya. Yang di atas cake itu ada lilin angka 19 yang terpasang dan menyala.
“Selamat ulang tahun sayang.”
"Selamat ulang tahun, gesthi." Terus, terus dan berulang kali dia mengucapkannya.
Aku terdiam sejenak. Ini lucu kan.
“Ayo tiup lilinnya.” Katanya lagi.
Aku meniup lilin itu dari jauh, dari kota Malang ke Bogor. Entah tiupanku sampai atau tidak, tapi lilin itu mati karna dia membantuku meniupnya. “Apa aku boleh menangis?” Pikirku. Ini sebuah kejutan yang amat tidak ternilai jika dibandingkan dengan apapun. Dia membeli sebuah cake, yang bahkan tidak mungkin aku bisa menyentuhnya, meniup lilin yang ada diatasnya, apalagi untuk memotong dan memakannya bersama.
Saat itulah, aku kembali terdiam. Berpikir sejenak, dia tidak melupakanku. Dia masih menganggap aku berharga untuknya. Kejutan itu, sederhana, konyol, tapi itulah bunga bunga yang membuat hubungan jarak jauh dengannya ini semakin pantas untuk dipertahankan.
“Makasih, sayang.” Bisikku padanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H