- Dapat membina rasa gotong royong (kolaborasi), kepemimpinan, dan tanggung jawab individu dan kelompok.
- Dapat mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam kerja sama dan kepemimpinan
2) TOLOK UKUR
Mewujudkan profil pelajar siswa yang terampil memimpin, berkomunikasi, berkolaborasi dan bertoleransi.
Langkah-langkah yang saya lakukan antara lain:
Mengkomunikasikan program aksi nyata ini  dengan Kepala sekolah, Penyampaian program aksi nyata kepada teman sejawat dan berdiskusi tentang kolaborasi yang dilakukan guru dengan orang tua siswa mengenai pengawasan  tugas belajar dan pembiasaan-pembiasaan baik yang dilakukan oleh siswa di rumah.
Memberikan pengarahan tahapan pembelajaran dengan cooperative learning (pembelajaran kooperatif) antara lain: Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, guru menyampaikan informasi kepada siswa tentang materi yang akan dibahas, Membentuk kelompok belajar, guru membimbing siswa dalam berproses, mempresentasikan hasil kerja, memberi penghargaan terhadap hasil kerja siswa.
Hasil Aksi Nyata
Hasil yang didapat dari aksi nyata yang saya lakukan siswa terlihat senang karena dapat bekerja sama dengan anggota kelompoknya. Siswa terasah keterampilan memimpinnya, dalam proses pengerjaan tampak siswa antusias dengan peran masing-masing didalam kelompok. Siswa menjadi lebih berani terbuka pada diri karena kepercayaan diri dan ruang diberikan untuk berkembang. Pemberlakuan tutor sebaya pun sangat membantu siswa dalam berkembang, menumbuhkan kepercayaan diri lebih dalam mengekspresikan pemahaman siswa dalam mempelajari konsep. Siswa yang tergolong lamban terbantu dengan pola kooperatif ini. Perubahan positif yang terjadi tentu tidaklah instan, melainkan berjenjang waktu. Sebagai guru dan fasilitator siswa di kelas, saya sangat bersyukur melihat perkembangan keterampilan siswa dalam bertanggung jawab terhadap tugas, beradaptasi dengan peran dalam kelompok, menjadi tutor sebaya bagi siswa lainnya, dan memberikan penghargaan satu sama lain sekecil apapun perkembangan masing-masing anggota kelompok. Â Kendala yang dihadapi selama penerapan aksi nyata ini adalah terdapat beberapa siswa yang harus diberlakukan khusus karena keterbatasan fisik dan faktor motivasi. Penulis menyadari untuk sebuah transformasi perubahan positif memerlukan proses berjangka waktu, sehingga penulis tetap berkeyakinan dengan konsistensi yang baik akan terus menerapkan aksi nyata ini semua siswa pada akhirnya mampu berkembang optimal dengan masing-masing kecepatan belajarnya.
Daftar Pustaka