Mohon tunggu...
Gerry Nugraha
Gerry Nugraha Mohon Tunggu... Dosen - Computational Chemistry and Paharmaceutical

Drug Discovery and Designer

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Rumitnya Proses Penemuan Obat Baru dan Potensi Kekayaan Tanaman Obat Indonesia yang Melimpah

11 Agustus 2020   11:14 Diperbarui: 11 Agustus 2020   11:27 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Sementara sapi yang tidak memakan tumbuhan tersebut tidak mengalami pendarahan, setelah dilakukan pengembangan warfarin digunakan dalam mencegah terjadinya gumpalan darah. 

Beberapa obat terkenal juga ditemukan tidak sengaja, seperti Sildenafil yang dipasarkan dengan nama dagang Viagra yang awalnya dikembangkan untuk mengatasi nyeri dada, setelah uji klinis para pasien mengalami efek mudah ereksi, setelah itu ia dikembangkan menjadi obat anti impoten dan menjadi salah satu obat yang paling banyak dijual di dunia. 

Minoxidil awalnya dijual sebagai antihipertensi, namun setelah ditemukan banyak pasien yang mengonsumsinya mengalami pertumbuhan rambut di seluruh tubuh, akhirnya obat ini dikembangkan sebagai anti kebotakan. 

Masih banyak obat yang ditemukan secara tidak sengaja, seperti vaksin cacar yang ditemukan pada akhir 1700-an, isodiazina yang awalnya pada 1950-an dan tricyclics tahun 1960-an yang seharusnya untuk obat skizofrenia sekarang dipakai untuk obat TBC.

Beralih dari faktor ketidaksengajaan, berdasarkan sejarahnya, penemuan obat baru diperoleh melalui penggunaan hewan coba. Namun dengan banyaknya senyawa yang bisa mencapai ribuan bahkan puluhan ribuan, sangat tidak efisien apabila senyawa-senyawa tersebut diujikan satu per satu melalui penyaringan secara farmakologi yang membutuhkan biaya dan waktu yang tidak sedikit (2). Menurut DiMasi (3), proses pencarian aktivitas senyawa terhadap efek farmakokinetiknya, hingga pemanfaatan fungsi spesifik suatu obat memerlukan biaya rata-rata 802 juta US dolar, sampai akhirnya sebuah obat bisa mencapai pasar. 

Selain prosesnya yang panjang dan biaya yang besar, waktu dibutuhkan yang lama juga menjadikan perkembangan penelitian untuk penemuan obat baru menjadi sangat lambat. Alur penemuan obat baru bisa dilihat pada gambar (4).

Jika dirangkum secara singkat, proses pencarian obat baru bisa digambarkan sebagai berikut; i) Penentuan target reseptor tempat obat berinteraksi dan menghasilkan efek terapeutik. ii) Penapisan senyawa yang diduga memiliki efek terapeutik, dilakukan dengan sintesis atau isolasi senyawa di laboratorium. iii) Formulasi senyawa obat untuk mengkondisikan agar obat dapat dihantarkan dengan baik pada reseptor. iv) Uji pra klinis untuk mengetahui efek farmakologi, profil farmakokinetik, dan toksisitas dari kandidat obat; uji in vitro (pada kultur sel atau organ terisolasi), uji in vivo (pada hewan utuh) (5). v) Uji klinis (pada manusia); Fase I (uji pada 25-50 manusia sehat), Fase II (uji pada 100-200 orang pasien tertentu), dan Fase III (uji pada ribuan pasien). vi) Registrasi izin edar obat (6).

Industri farmasi di Indonesia sendiri jarang melakukan riset sampai ditemukan obat baru hingga dipasarkan. Padahal dari total sekitar 40.000 jenis tumbuh-tumbuhan obat yang telah dikenal di dunia, 30.000-nya disinyalir berada di Indonesia. 

Jumlah tersebut mewakili 90% dari tanaman obat yang terdapat di wilayah Asia, 25% diantaranya atau sekitar 7.500 jenis sudah diketahui memiliki khasiat herbal atau tanaman obat. Namun hanya 1.200 jenis tanaman yang sudah dimanfaatkan, terutama untuk bahan baku obat-obatan herbal atau jamu (7).

Jalur yang harus ditempuh untuk penemuan obat baru sangat panjang, kemudian membutuhkan waktu belasan hingga puluhan tahun untuk satu jenis obat, yang kemudian berkorelasi pada pengeluaran biaya yang besar. Sementara, kekayaan alam Indonesia dengan tanaman obatnya menjadi potensi yang luarbiasa untuk bisa dieksplorasi. 

Melihat permasalahan penemuan obat baru dengan cara konvensional (skrining sintesis), maka ilmu pengetahuan berkembang untuk memberikan solusi dari permasalahan tersebut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun