Untuk menghadapi “ancaman” Trikora, Belanda memainkan politik adu-domba. Ia membentuk pasukan tentara yang berisikan orang-orang Papua dan mempersenjatai mereka untuk mengadapi serangan Trikora. Kendati perang fisik akhirnya tidak terjadi, karena Bung Karno pasti tidak tega menghadapi bangsanya sendiri, namun hal itu telah membuka mata dunia untuk memperhitungkan kekuatan militer dan diplomasi Indonesia.
[caption id="attachment_180354" align="aligncenter" width="512" caption="Pengakuan Kedaulatan NKRI oleh Kerajaan Belanda, 27 Desember 1949. Foto : Dok.Kemenlu"]
Setelah PBB mengesahkan hasil referendum untuk menentukan status politik Papua menjadi wilayah NKRI melalui Resolusi PBB No. 2504 tanggal 19 November 1969, banyak tentara bentukan Belanda itu kemudian mengungsi ke wilayah PNG dan menetap disana. Dan secara perlahan mereka kembali memasuki wilayah NKRI dan terus menyebarkan virus separatisme.
Pasukan inilah yang hingga kini “dipelihara” oleh kelompok-kelompok kepentingan di luar negeri untuk terus mengganggu keamanan di Papua. Tujuannya jelas, mengincar kekayaan alam Indonesia, khususnya di Tanah Papua. Maka sudah tepat TNI/Polri memberlakukan sikap tegas, memulihkan keamanan wilayah demi kelangsungan pembangunan di wilayah Papua untuk menyesejahterakan warga Papua.
Semoga hal ini menjadi bahan pencerahan bagi para aktivis Papua yang selalu menuntut kemerdekaan, padahal kemerdekaan itu sudah ada di tangan mereka. Tinggal bagaimana mengisi kemerdekaan itu untuk memajukan berbagai aspek kehidupan orang Papua : pendidikan, kesehatan, ekonomi dan politik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI