Mohon tunggu...
Yohanes Gerhard
Yohanes Gerhard Mohon Tunggu... -

Perjuangan belum berakhir bung!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perempuan Bukan Pelengkap

2 Desember 2017   14:30 Diperbarui: 2 Desember 2017   14:36 930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun selain peran pemerintah, peran masyarakat juga berpengaruh besar di dalam pemberantasan pelacuran yang ada di negri kita ini. Dimulai dari kita pribadi yang seharusnya mengurangi bahkan meninggalkan "kesenangan duniawi" dengan mengembalikan segala sesuatunya kepada Sang Pencipta. Jika kita sudah bisa mengendalikan diri kita untuk tidak terjun atau keluar dari dunia itu maka kita bisa mulai menyebarkan kabar gembira itu ke orang lain. 

Dengan melakukan sosialisasi akan bahayanya PMS (Penyakit Menular Seksual) dan juga sosialisasi tentang pentingnya mendalami agama dalam hidup ini maka kita sudah berperan membantu pemerintah dalam memberantas atau mengurangi tindakan pelacuran tersebut. Banyak cara lain yang lebih "halal" untuk menghasilkan uang. Sosialisasi tidak harus dilaksanakan secara formal atau dengan acara-acara seminar, namun dengan cara non-formal pun kita bisa melakukannya. Contohnya obrolan di warung kopi, obrolan ibu-ibu di tukang sayur dan forum-forum masyarakat lainnya. 

Apalagi fokus yang kita tekankan kepada para pemuda/i. Karena kaum muda adalah kaum yang paling rentan dalam tindak pelacuran. Walaupun tidak dapat kita pungkiri beberapa orang-orang yang sudah berumur masih tetap melakukan tindakan prostitusi. Namun jika kita melakukan sosialisasi dari para kaum muda niscaya beberapa tahun ke depan kita dapat mengurangi tingkat eksploitasi terhadap perempuan tersebut.

Jangan sampai apa yang diperjuangkan oleh pendahulu-pendahulu kita yang memperjuangkan hak-hak wanita itu sia-sia. Karena segala sesuatu harus kita mulai dari diri kita sendiri. Perempuan bukanlah barang atau pelengkap. Maka harus kita renungkan dengan seksama makna perempuan diciptakan dan peran-peran penting seorang perempuan dalam keluarga, bangsa dan negara. 

Kita harus merubah segala pemikiran kita tentang perbedaan derajat antara laki-laki dan perempuan dan juga pemikiran zaman feodalisme dan imperialisme Indonesia dulu. Zaman sudah berkembang, informasi dapat dengan mudah kita terima. Sosialisasi formal maupun non-formal dapat kita lakukan dengan mudah, namun jika kita tidak memulai dari diri kita sendiri lalu siapa lagi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun