Mohon tunggu...
Niko Nababan
Niko Nababan Mohon Tunggu... Guru - Manusia biasa yang berproses menjadi seorang guru

Temukan saya di: http://nikonababan.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Kreditur

31 Desember 2023   00:04 Diperbarui: 31 Desember 2023   00:12 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Gelisah tumbuh subur
di atas kapuk kendur
mempermainkan cemas di kepala
dan sembari terbujur

tersadar
dan kembali tersungkur
tertusuk perih oleh tutur dari alam kubur
secangkir es campur
hanya untuk mengulur-ulur
ku bayar lunas dengan receh yang terselip di bawah kasur
suara dengkur
kembali keringatku tercucur

Menjelang zuhur
meluncur aku mencari para donatur
satu per satu kerabat aku susur
dengan wajah yang telah terukur
berharap iba-nya dapat tersalur

Bodat !
bak malaikat datang sebagai pelipur
purnama tiba darahku tercucur
pikiran hancur badan kendur
tak lagi si anu akan tergiur

Palembang, 

31/12/2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun