Mohon tunggu...
Gerardin Tungga Mahareni
Gerardin Tungga Mahareni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Perencanaan Wilayah Dan Kota

Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kenapa sih Perantau Betah Menetap di Daerah Tambora?

1 November 2021   23:57 Diperbarui: 12 Oktober 2022   13:31 3166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang kita ketahui, kota merupakan tempat dimana manusia tinggal untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cara berkelompok. 

Menurut Amos Rapoport, kota adalah suatu pemukiman yang relatif besar, padat dan permanen, terdiri dari kelompok individu yang heterogen dari segi sosial.

Kota di negara berkembang umumnya kotor, ramai dan berisik. Salah satu fenomena yang dapat kita ambil adalah Kecamatan Tambora, Jakarta Barat. Berdasarkan kriteria kekumuhan yang telah ditetapkan oleh Dirjen Ciptakarya 2002, Kecamatan Tambora termasuk kriteria kumuh sedang.

Tingkat kepadatan penduduk Tambora adalah yang tertinggi se-Asia Tenggara yaitu 495 jiwa/Ha. Seiring berjalannya waktu, kecamatan Tambora semakin tidak teratur. 

Mulai dari jarak antar bangunan, lebar jalan yang menyempit, dan sanitasi yang buruk. Mencengangkan sekali bukan? Bayangkan jika hal ini dibiarkan berlangsung, apakah bisa memecahkan rekor kawasan terpadat sedunia? 

Cukup imajinasikan saja! Nyatanya banyak perantau yang tertarik tinggal di kawasan ini.

Lalu apa alasan mereka betah tinggal di tempat yang kumuh dan sempit ini?

Berikut kita tilik alasannya :

1. Biaya hidup yang tinggi di Jakarta

Hal ini tak diragukan lagi, Jakarta memang salah satu kota dengan yang biaya hidupnya tinggi. UMR DKI Jakarta 2021 sebesar Rp 4.416.186,548. Tuntutan masalah ekonomi ini yang membuat penduduk Tambora enggan pindah ke tempat lain dan memilih untuk menetap.

“Kalau mau nyari, nyari kemana? Gak punya duit buat nyari yang segar-segar, ngontrak disini aja”, ujar Swari wanita lansia penduduk di Gang Venus, Kecamatan Tambora yang diwawancarai oleh kanal youtube MerdekaDotCom. (5/8/2016)


Swari mengatakan bahwa pendapatannya sebagai tukang konveksi tidak cukup untuk membayar kontrakan yang lebih layak. Akhirnya, ia memutuskan untuk tetap mengontrak di wilayah Gang Venus, Kecamatan Tambora karena biayanya murah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun