Mohon tunggu...
Gerald Vinch Nugroho
Gerald Vinch Nugroho Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Hukum

Mahasiswa Hukum Universitas Katolik Parahyangan

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jika Kita Sibuk Menghakimi Mereka, Kapan Mereka Bisa Sembuh?

11 Mei 2020   12:12 Diperbarui: 11 Mei 2020   12:14 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Faktor Genetik

Penyakit mental bisa diwariskan oleh garis keturunan. Gen tertentu bisa membawa risiko terjadinya penyakit mental, hal ini membuktikan bahwa keluarga pun bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan mental.

2. Paparan Saat dalam Kandungan

Gaya hidup yang tidak sehat yang dijalani oleh ibu hamil seperti konsumsi alkohol, penyalagunaan obat-obatan, paparan zat kimia berbahaya dan beracun pada ibu hamil sangat berisiko menyebabkan gangguan pada janin, termasuk gangguan mental terhadap perkembangannya.

3. Senyawa Kimia di Otak

Neurotransmitter adalah zat kimia yang ada di dalam otak kita yang memiliki fungsi untuk membawa sinyal safar ke seluruh bagian tubuh. Ketika jaringan saraf dan zat kimia ini terganggu, fungsi penerima saraf berubah, dan bisa mengarah memicu depresi maupun gangguan emosi lain.

Survei Global Health Data Exchange tahun 2017 menunjukkan ada 27,3 juta orang di Indonesia mengalami masalah kejiwaan. Hal ini berarti, satu dari sepuluh orang di negara ini mengidap gangguan kesehatan jiwa. Indonesia jadi negara dengan jumlah pengidap gangguan jiwa tertinggi di Asia Tenggara. 

Gangguan jiwa pada mental biasa terjadi di rentang umur 15-30, atau dari masa remaja sampai masuk ke jenjang pernikahan, mengapa? Dikarenakan di umur tersebut manusia banyak mengalami peristiwa yang akan mengubah pandangan mereka terhadap kehidupan yang ada di depan mereka, jika mereka kuat dan sudah dipersiapkan melewati masa-masa tersebut, maka kemungkinan besar mereka juga akan melewati nya tanpa ada luka yang tersisa, yang menyebabkan trauma pada mental mereka.

 Untuk di Indonesia sendiri, kasus gangguan jiwa yang sering terjadi salah satunya adalah Bipolar, gangguan yang dulu disebut manic-depressive illness ini menyebabkan penderitanya mengalami fase eforia (mania) dan depresi secara berganti-ganti. 

Kondisi ini disebabkan oleh gangguan mood yang merupakan gangguan emosi yang membuat suasana hati penderitanya berubah-ubah, mulai dari gembira, menjadi marah atau murung.

Lalu, bagaimana stigma masyarakat Indonesia akan mental illness atau penyakit gangguan jiwa yang disebabkan oleh terganggunya mental manusia? Menurut studi yang dilakukan oleh Stephanie Knaak pada tahun 2017, ia menyatakan bahwa "Stigma terkait kesehatan mental menjadi hambatan besar untuk mendapat akses dan perawatan berkualitas" 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun