Perubahan kurikulum secara terus-menerus dapat dianalogikan seperti sebuah benih pohon yang sedang ditanam. Namun, setelah menunggu beberapa waktu, tidak nampak pertumbuhan yang berarti, sehingga benih itu pun diganti dengan benih yang baru. Tidak lama kemudian, benih baru itu pun juga diganti karena tidak mengalami pertumbuhan seperti yang diharapkan. Analogi ini sesuai dengan kebijakan pendidikan di Indonesia, di mana terjadi pergantian kurikulum setiap kali menteri baru ditunjuk.Â
Dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia, dibutuhkan waktu agar setiap guru dan murid bisa menyesuaikan diri dengan kurikulum yang ada. Hal yang akan sulit dicapai apabila setiap menteri baru yang ditunjuk selalu mengubah kurikulum. Kurikulum merdeka yang saat ini diterapkan memang memiliki banyak kekurangan. Akan tetapi, apabila kurikulum ini diganti, maka akan membuat setiap guru dan murid harus menyesuaikan ulang dan akan menghambat perkembangan pendidikan di Indonesia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H