Bayu dan Kenas juga angkat bicara tentang pengorbanan luar biasa yang dilakukan oleh para atlet pelatnas mulai dari jadwal latihan yang padat, program latihan yang berat dari pelatih, tinggal jauh dari orang tua, nyeri dan sakit badan karena cedera, dan lain-lain.Â
Hal-hal seperti ini tidak banyak diketahui oleh warganet dan tidak menjadi pertimbangan sebelum mengarahkan jari-jari mereka untuk mengetik komentar pedas di akun media sosial si pemain.
Dua pemain yang masih berusia muda ini juga menyanggah komentar nyinyir warganet yang kadang menuduh atlet bermain tidak semangat dan berujung kekalahan.Â
Tentu tidak ada pemain yang mau tampil apa adanya dan kalah. Semua sudah berusaha dengan kemampuan mereka. Jika itu masih belum cukup membawa kemenangan, maka bukan berarti mereka tidak berjuang. Justru harus didorong agar semakin tangguh dalam bertanding di kesempatan berikutnya.
Para atlet juga manusia yang punya aneka kepribadian. Tidak sedikit yang akhirnya malah jadi terpuruk mentalnya karena perundungan yang terus terjadi pada mereka.
Lalu apakah para warganet tidak boleh memberikan kritikan kepada pebulutangkis kita? Kalimat "Ini adalah bentuk kritik saja." kerap menjadi excuse bagi para pecinta bulutangkis untuk berkomentar ini-itu saat si pemain kalah atau tampil tidak sesuai ekspektasi.
Menurut penulis, kritikan itu berbeda sangat jauh dengan perundungan. Kritikan sifatnya adalah konstruktif, jadi tidak sekedar menyalahkan namun juga memberikan kata-kata penyemangat untuk bisa menjadi lebih baik. Kritikan juga tidak boleh menggunakan kata-kata yang kasar, nyinyir atau asal lempar saja.
Pembiayaan untuk mereka berlatih dan bertanding memang sebagian berasal dari pajak negara yang disetor oleh masyarakat, selain pemasukan lainnya dari para sponsor. Salah besar jika ada yang mengatakan bahwa pebulutangkis itu boleh antikritik.
Yang harus diperhatikan adalah bagaimana kritikan dari kita itu berada dalam batas yang wajar, disampaikan dengan baik dan tentunya sesuai kapasitas kita sebagai penikmat atau pengamat bulutangkis. Kita tidak boleh terlalu jauh menghakimi si pemain, bahkan hingga menyentuh ranah pribadi mereka.