Greysia/Apriani dihadapkan pada Shiho/Koharu di babak semifinal dengan rekor imbang: 1 kali menang dan 1 kali kalah. Diprediksi bakal terjadi pertarungan sengit dengan durasi pertandingan melebihi satu jam, ternyata pasangan kombinasi senior-junior dari Indonesia ini cuma butuh dua set selama 45 menit untuk menang.
Untungnya mereka tidak ambil pusing dengan rekor di atas kertas itu. Niat untuk mencetak kemenangan perdana atas Misaki/Ayaka yang dibarengi dengan usaha pun tak dikhianati oleh hasil cemerlang. Dua set langsung dibukukan untuk mempertahankan gelar juara Thailand Open yang mereka rebut tahun lalu.
Nampaknya Greysia/Apriani bersama pelatihnya, Eng Hian sudah menemukan resep untuk mengalahkan pasangan ganda putri Jepang. Di beberapa turnamen tahun ini, langkah Indonesia sangat sering terganjal oleh kekuatan "barikade Jepang" itu.Â
Greysia/Apriani bertekuk lutut dari pasangan Jepang di Indonesia Masters, Kejuaraan Individu Asia, Kejuaraan Beregu Putri Asia, dan Indonesia Open.
Kesuksesan menembus "barikade Jepang" ini diyakini mampu meningkatkan level kepercayaan diri Greysia/Apriani dalam menghadapi Kejuaraan Dunia di Nanjing pada akhir bulan ini dan Asian Games di Jakarta-Palembang pada pertengahan bulam depan. Target mereka adalah bisa mempersembahkan medali untuk Indonesia, apapun warnanya.
Semoga saja Greysia yang merupakan juara Asian Games 2014 di Incheon dan peraih medali perunggu Kejuaraan Dunia 2015 di Jakarta bersama Nitya Krishinda Maheswari ini berhasil mengulangi dan bahkan melampaui prestasi tersebut tahun ini dengan menggandeng mitra barunya: Apriani Rahayu. Amin.
Yuk bersama-sama kita dukung perjuangan Greysia/Apriani dan para pebulutangkis Indonesia lainnya di Asian Games 2018! Bagi yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya, silahkan ramai-ramai datang nonton langsung di Istora Gelora Bung Karno. Bersama kita satukan energi untuk Indonesia di Asian Games 2018!
Jayalah terus bulutangkis Indonesia!