Dari pengamatan penulis, ada beberapa hal seputar peristiwa 9-11 yang mungkin kita tidak pernah mengetahuinya dari pelajaran di bangku sekolah. Misalnya tentang bagaimana keberagaman respon masyarakat Amerika dalam memandang isu 9-11 dan macam-macam sudut pandang media massa internasional dalam memberitakan peristiwa ini. Kita juga bisa mengetahui kerumitan proses yang ditempuh oleh regu penyelamat dan para sukarelawan dalam mengatasi krisis pasca peristiwa tersebut.
Selain itu, salah satu yang menarik bagi penulis adalah bagaimana informasi tentang peristiwa 9-11 di museum ini berada dalam posisi netral. Beberapa orang mengatakan bahwa konten museum 9-11 diarahkan untuk menyudutkan dunia Islam yang terseret karena para pelaku teror memiliki latar belakang agama Islam.Â
Padahal sesungguhnya tidak demikian karena di museum 9-11 kita juga menemukan fakta-fakta tentang bagaimana Muslim Amerika juga menjadi korban dari peristiwa keji tersebut dan dukungan penuh yang diberikan oleh komunitas Muslim di New York atas upaya rehabilitasi kompleks Ground Zero. Museum 9-11 juga mengecam munculnya Islamophobia di AS melalui beberapa foto dan video.
Tidak banyak tempat wisata di dunia yang memberi kesempatan bagi pengunjungnya untuk mengasah kepekaan empati. Museum 9-11 mengajak warga dunia untuk mengetahui bagaimana alam perasaan dan pikiran warga New York saat serangan teroris itu berlangsung. Tujuannya tak lain adalah agar siapapun bisa memahami kedalaman rasa duka dan sekaligus kekuatan mereka untuk bangkit dari keterpurukan.
Di salah satu bagian dari museum, pengunjung dapat mendengarkan kisah-kisah mengharukan tentang para korban yang dituturkan oleh orang-orang terkasih mereka. Kisah itu bisa berupa kalimat perpisahan, impian yang belum sempat terwujud atau hal berkesan yang ditinggalkan oleh para korban yang kebanyakan adalah para pegawai kantoran di gedung menara kembar itu. Pikiran dan hati kita pun langsung membayangkan bagaimana jika diri kita sendiri atau keluarga kita yang berada di posisi tersebut.
Selain itu, juga terdapat beragam cerita mengharukan dari mereka yang lolos dari tragedi nahas tersebut. Sejumlah orang berhasil menyelamatkan diri dengan turun melalui tangga darurat, keluar dari gedung dan berlari menjauh sebelum bangunan pencakar langit itu runtuh berkeping-keping. Waktu selama kurang dari 30 menit adalah batas antara hidup dan mati bagi mereka.
Kiprah para sukarelawan dan regu penyelamat yang terlibat dalam aksi tanggap darurat pun sangat menarik untuk diketahui. Pengunjung dapat meneladani keberanian dan patriotisme mereka dalam membantu para korban yang selamat, mengevakuasi jenazah korban yang meninggal dan membersihkan lokasi dari puing-puing. Mereka berpacu dengan waktu dan sekaligus meletakkan nyawa mereka sendiri dalam resiko saat bertugas di lokasi.
Selamat jalan-jalan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H