Berbekal pengalaman kecil namun penting untuk mengurus boarding pass, anak remaja akan lebih bijak dalam menentukan dimana mereka sebaiknya menyimpan suatu dokumen. Mereka tidak bisa lagi tergantung pada orang tua untuk menyimpankan dokumen penting mereka. Hal ini bermanfaat bagi masa depan mereka karena nantinya saat dewasa akan punya banyak dokumen yang sifatnya strategis, mulai dari kartu identitas diri, kartu kredit/debet, kartu asuransi, hingga sertifikat tanah.
Kerapian penyimpanan dokumen itu, baik di tas dan dompet atau pada lemari di rumah akan berpengaruh pada keteraturan mereka dalam beraktivitas. Banyak orang dewasa yang teledor dalam menyimpan dokumen penting dan baru bingung saat dokumen tersebut hilang. Akibatnya, mereka harus kerepotan dan menghabiskan waktu untuk mengurus pelaporan dan penggantian dokumen yang hilang itu. Maka, biasakan mereka sejak kecil menghargai pentingnya menjaga dan mengatur dokumen dengan baik.
2. Belajar Mengelola Waktu
Naik pesawat tidak sama dengan naik bus atau kereta api. Para penumpang diwajibkan untuk sudah check in setidaknya satu jam sebelum waktu penerbangan. Petugas punya hak untuk menolak penumpang yang baru datang untuk check-in saat waktu take-off pesawat sudah kurang dari 30 menit.
Penumpang juga sebaiknya mempertimbangkan waktu yang diperlukan untuk melalui proses pengecekan dengan gerbang X-ray baik saat memasuki area check-in atau ruang tunggu. Ada waktu yang harus disediakan supaya tidak lari terburu-buru untuk mengejar pesawat yang sudah mengumumkan panggilan terakhir boarding.
Dalam situasi ini, anak remaja akan ditantang untuk belajar mengelola waktu dengan bijak. Mereka akan mendapat pemahaman dari praktek langsung bahwa mereka harus tiba di bandara jauh-jauh waktu sebelum jam penerbangan. Kemudian saat mereka selesai check-in dan menunggu waktu boarding, mereka harus tahu kapan mereka menyudahi jalan-jalan di sekeliling terminal keberangkatan dan lalu bergegas menuju ke pintu naik pesawat.
Manajemen waktu dalam proses naik pesawat ini dapat menjadi pembelajaran yang nyata tentang pentingnya menghargai waktu dan patuh pada aturan waktu yang diterapkan dengan tegas. Anak remaja akan ditumbuhkan kesadarannya bahwa mereka tidak bisa menyepelekan waktu karena itu bisa berdampak buruk bagi mereka, yaitu ketinggalan pesawat. Saat mereka dewasa nanti, harapannya mereka akan lebih bijak dalam mengelola waktu, terutama terkait persiapan menuju sesuatu yang krusial bagi diri mereka.
3. Belajar Berkomunikasi Dengan Orang Asing
Saat bepergian sendiri, bukan berarti anak remaja kita lalu akan diam saja sepanjang perjalanan. Mereka akan menghadapi situasi yang mengharuskan mereka untuk berkomunikasi dengan orang asing. Misalnya saat mereka menemui petugas dari maskapai penerbangan untuk check-in, bertanya kepada staf bandara tentang arah menuju ke pintu naik pesawat yang ditentukan atau dilayani makanan oleh pramugari.