Sejak hari Sabtu, 4 Maret 2017, Raja Salman dan rombongannya yang terdiri dari para menteri, pangeran-pangeran dan keluarga kerajaan lainnya sudah berada di Bali. Agenda mereka di Pulau Dewata hanya liburan saja. Tidak ada acara kenegaraan resmi yang dihadiri. Selain bersantai di pantai eksklusif yang menjadi fasilitas di hotel-hotel di Nusa Dua, kabarnya mereka juga akan berkunjung ke beberapa tempat wisata seperti Ubud dan Uluwatu.
Ada satu hal menarik yang terjadi ketika Raja Salman tiba di Bali. Setelah keluar dari pesawat Kerajaan Arab Saudi yang membawanya terbang dari Brunei Darussalam, beliau langsung disambut oleh atraksi tari pendet. Pertunjukan ini dibawakan oleh 50 orang penari cilik dari Sanggar Sawitri yang merupakan binaan Dinas Kebudayan Provinsi Bali. Tarian diiiringi oleh musik gamelan live yang juga dimainkan oleh para pengrawit di landasan Bandara Internasional Ngurah Rai, tepatnya di sisi kanan lokasi pesawat mendarat.
Bagaimana reaksi Raja Salman terhadap tari pendet yang mungkin baru pertama kalinya beliau lihat secara langsung itu? Apakah beliau menyukainya? Ternyata beliau ikut menari mengikuti iringan musik gamelan Bali yang menggelegar itu. Bukan tangan dan kaki beliau yang menari, melainkan hati dan pandangannya.
Seolah hatinya sudah ikut menari bersama, Raja Salman beberapa kali melambaikan tangan dan melempar senyum kepada para penari cilik yang masih duduk di bangku sekolah SD dan SMP tersebut ketika berjalan menuju mobil yang telah disiapkan untuk membawanya ke hotel. Bahkan ketika mobil sudah mulai berjalan, beliau membuka kaca jendela untuk kembali melambaikan tangan kepada para penari. Selain itu, beberapa orang anggota rombongan Raja Salman berhenti sejenak untuk mengambil foto para penari pendet.
Raja Salman mungkin sangat kagum dengan keterampilan anak-anak dalam membawakan sebuah tari tradisional. Melalui senyuman dan lambaian tangan, beliau ingin menunjukkan apresiasi atas semangat mereka untuk ikut aktif melestarikan budaya sejak usia dini. Pengembangan kebudayaan yang menyasar pada anak-anak memang merupakan salah satu perhatian dari Kerajaan Arab Saudi. Hal itu masuk dalam butir-butir pada Nota Kesepahaman Kerjasama di Bidang Kebudayaan yang ditandatangani oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia Muhadjir Effendy dan Menteri Kebudayaan dan Informasi Arab Saudi Adel Aziz bin Zaid Altoraifi di Istana Bogor minggu lalu.
Meskipun demikian, pementasan tari pendet di acara penyambutan tersebut tetap harus berkoordinasi dengan pihak Kerajaan Arab Saudi. Pada hari Kamis atau dua hari sebelum ketibaan Raja Salman di Pulau Dewata, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali Dewa Putu Beratha mengatakan pihaknya sudah mendapat kepastian bahwa tari pendet telah disetujui untuk dipentaskan. Persiapan segera dilakukan termasuk gladi bersih para penari dan pengaturan transportasi mereka ke bandara.
Sebagai momentum untuk memperkenalkan seni budaya Bali kepada Raja Salman beserta rombongan, tari pendet yang ditampilkan adalah bentuk yang asli dan tidak mengalami perubahan atau penyesuaian sedikit pun. Busana yang dikenakan oleh para penari dan gerakan yang ditunjukkan dalam tari pendet ini adalah yang sebagaimana biasa dipentaskan di Bali. Demikian juga dengan musik gamelan Bali yang dimainkan sebagai pengiring tari.
Bali telah berhasil memberikan kesan pertama yang menyenangkan bagi Raja Salman dan rombongannya. Semoga di hari-hari berikutnya, mereka dapat semakin menikmati liburan yang membahagiakan di Bali dan membawa pulang banyak kenangan yang baik. Good job, Bali!