Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengumumkan pelaksanaan pendidikan untuk tiap-tiap daerah sesuai dengan status pandemik yang diberikan Gugus Covid-19. Untuk sekolah yang berada di zona kuning, oranye, dan merah melaksanakan pembalajaran dari rumah, sementara untuk sekolah yang berada di zona hijau, dapat melaksanakan pembelajaran secara tatap muka setelah memenuhi persyaratan.
Oleh karena itu agar tidak kehilangan tujuan utama, sekolah sebaiknya mempersiapkan diri dalam menghadapi berbagai situasi. Terlebih dengan sekolah yang berada pada zona yang melaksanakan pembelajaran dari rumah.
Pembelajaran dari rumah memang telah dilaksanakan ketika Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengumumkan untuk pertama kalinya proses belajar dari rumah. Namun secara fakta masih banyak sekolah yang mengalami kesulitan dalam menerapkan pembalajaran jarak jauh.
Hal ini dapat disebabkan oleh kesiapan guru dalam penguasaan teknologi informasi, hingga ketersediaan perangkat yang digunakan oleh siswa. Selain itu faktor dukungan orangtua dalam mengawasi anak belajar dari rumah juga memberikan dampak keterlaksanaan pembelajaran jarak jauh.
Pembelajaran jarak jauh mungkin sulit untuk dilaksanakan namun bukan mustahil dilakukan. Untuk itu, new normal bukan sekedar menggambarkan metode pembelajaran jarak jauh, tetapi lebih mengedepakan kerjasama warga sekolah dengan memaksimalkan peran masing-masing.
Peran Sekolah
Kementerian Pendidikan telah memberikan panduan pendidikan era new normal. Pelaksanaan jarak jauh dapat dilakukan secara daring (dalam jaringan) dan luar jaringan (luring). Hal ini untuk memastikan pembelajaran dapat diterima oleh siapa pun.
Untuk itu sekolah memiliki peran penting dalam pelaksanaan ini. Perencanaan pelaksanaan pembelajaran jarak jauh dimulai dari data warga sekolah yang memiliki smartphone. Untuk itu sekolah dengan berbagai upaya memastikan jumlah orangtua/ wali dan peserta didik yang memiliki smartphone untuk menentukan langkah dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh secara daring atau luring.
Berdasarkan data tersebut, sekolah dapat memfokuskan kebijakan untuk pelaksanaan secara daring atau luring. Data tersebut diharapkan dapat memastikan peserta didik menerima pembelajaran dengan baik.
Mengapa perlu data ini? Perlu diingat, bahwa motivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh harus dijaga. Karena pada pembelajaran jarak jauh secara daring yang telah dilakukan sebelumnya banyak peserta didik yang memiliki smartphone tidak mengikuti pembelajaran.
Peran Guru
Sebagai ujung tombak dalam pembelajaran, dalam masa pandemik ini, mau tidak mau, guru harus "menguasai" pembelajaran jarak jauh. Penting, guru harus mampu menggambarkan perilaku peserta didik selama proses belajar dari rumah.
Pembelajaran yang baik adalah peserta didik aktif belajar ada atau tidaknya guru.
Pada pembelajaran jarak jauh, guru harus memastikan peserta didik aktif belajar. Untuk itu guru harus menciptakan skenario yang memuat lembar kegiatan peserta didik (LKPD) yang dibagikan kepada peserta didik secara daring maupun luring
Skenario sebaiknya memuat kegiatan yang bermakna bagi peserta didik, peserta didik mengalami, beinteraksi dan berkomunikasi, serta mampu merefleksi pembelajaran yang dilakukan di rumah. Bagian ini penting untuk disampaikan terlebih dahulu, agar peserta didik dapat merasakan seolah belajar di sekolah.
Skenario juga harus dirancang dengan menggunakan lembar kergiatan. Lembar kegiatan bukan sekedar kumpulan pertanyaan melaikan kegiatan yang lebih mengaktifkan fisik peserta didik dalam mempelajari materi yang disajikan. Sehingga, peserta didik mampu menghasilkan karya sebagai bukti pembelajaran.
Peran Orangtua
Keterlaksanaan pembelajaran jarak jauh ditentukan peran orangtua. Orangtua harus mampu menggantikan peran guru ketika mengajar di sekolah dan menerapkannya di rumah.
Beberapa fakta yang dapat diamati dari pelaksanaan jarak jauh, banyak orang tua yang mengeluh karena kesulitan dalam membimbing anak belajar dari rumah. Atau sebaliknya peserta didik mengalami kejenuhan dibimbing oleh orangtua. Bahkan ada orangtua yang membiarkan anaknya untuk belajar sendiri. Tentunya ini sangat memengaruhi keberhasilan peserta didik dalam belajar dari rumah.
Oleh karena itu, sangatlah penting bagi guru yang mempersiapkan skenario pembelajaran dan lembar kegiatan peserta didik. Skenario dan lembar kegiatan yang baik mampu membantu orangtua untuk "menjadi" guru di rumah. Namun tentunya, orangtua mau dan terbuka untuk melaksanakan pembelajaran tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H