Mohon tunggu...
iGenst
iGenst Mohon Tunggu... Guru - Ion Genesis Situmorang

Hanya seseorang yang belajar menulis dari kegalauan.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Rumah Belajar Kalah Pamor [?]

12 Oktober 2019   17:54 Diperbarui: 13 Oktober 2019   18:58 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalau rumah belajar telah dirilis semenjak tahun 2011, lalu kenapa tidak begitu terkenal?" Tanya seorang mahasiswi ketika saya menyampaiakan sebuah program pembelajaran yang dapat dimanfaatkan dimana saja, kapan saja, dan dengan siapa saja.

***

Industri Pendidikan

Di tengah era disrupsi teknologi terjadi perubahan di berbagai hal, tanpa terkeculi di dunia pendidikan.  Walau sesungguhnya pendidikan itu seharusnya berupaya mengimbangi untuk mempersiapakan generasi masa depan yang siap dengan era digital. Di Indonesia, perubahan pendidikan terjadi seiring perkembangan teknologi, dapat kita lihat, hampir setiap saat di salah satu siaran televisi swasta menampilkan promosi suatu wadah belajar online.

Bahkan saat ini sudah mulai bermunculan wadah-wadah pembelajaran online yang mengajak para pelajar di Indonesia untuk bergabung sehingga mendapatkan pembelajaran tambahan. Ya bimbingan belajar mulai bergeser dari secara tatap muka menjadi berbasis dalam jaringan. Namun untuk mengaksesnya, orangtua atau siswa harus menggelontor dana.

Hampir satu dekade silam, sebelum era revolusi 4.0, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) sebagai lembaga pemerintah bertanggung jawab dalam pendidikan di Indonesia mulai merintis pembelajaran berbasis digital. Pusat Teknologi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekkom) membangun suatu jejaring pembelajaran digital yaitu Rumah Belajar. 

Rumah belajar merupakan portal pembelajaran yang menyediakan bahan belajar serta fasilitas komunikasi yang mendukung interaksi antar komunitas. Rumah Belajar hadir sebagai bentuk inovasi pembelajaran di era industri 4.0 yang dapat dimanfaatkan oleh siswa dan guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK) sederajat (https://belajar.kemdikbud.go.id/). 

Pemanfaatan rumah belajar diharapkan mampu menjadi media belajar bagi para pelaku pendidikan sehingga memenuhi belajar dimana saja, kapan saja dengan siapa saja. Selain itu, satu hal yang lebih menguntungkan, bahwa rumah belajar dapat diakses dengan GRATIS.

Rumah Belajar Membantu Pemerataan Pendidikan

Portal Rumah Belajar (Kemdikbud) dapat diakses melalui laman https://belajar.kemdikbud.go.id/ atau dengan mengunduhnya di playstore dengan kata kunci rumah belajar. Portal ini memiliki 8 fitur utama yang sangat bermanfaat, yaitu

  1. Fitur SUMBER BELAJAR yang menyediakan materi belajar interaktif dari jenjang PAUD, SD, SMP, SMA, SMK dan sederajat, yang dilengkapi dengan latihan dan tes
  2. Fitur Buku Sekolah Elektronik, berisi buku-buku pelajaran digital yang dapat diunduh oleh siswa dan guru
  3. Fitur Bank Soal, berisi soal-soal sebagai latihan untuk mengerjakan soal-soal LATIHAN, ULANGAN, DAN UJIAN.
  4. Fitur Lab Maya, bereksperimen dalam pelajaran BIOLOGI, KIMIA, FISIKA, atau MATEMATIKA tanpa harus ke laboratorium
  5. Fitur Peta Budaya yang berisi informasi tentang seni, budaya, dan adat istiadat di setiap provinsi.
  6. Fitur Wahana Jelajah Angkasa, merupakan sarana belajar tentang ruang angkasa.
  7. Fitur Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan, merupakan sarana pelatihan daring untuk pendidik dan tenaga kependidikan
  8. Fitur Kelas Maya, belajar jarak jauh sekarang juga bukan jadi masalah.

Selain 8 fitur utama tersebut, ada fitur tambahan seperti (1) karya komunitas, (2) karya guru, dan (3) karya bahasa dan sastara. Untuk lebih jelasnya silahkan dikunjungi portal rumah belajar di laman https://belajar.kemdikbud.go.id/.

Selain manfaatnya tersebut, keunggulan lain rumah belajar yang patut dibanggakan, konten pada beberapa fitur, seperti sumber belajar, bank soal, lab maya, dan kelas maya merupakan hasil karya guru-guru Indonesia yang memiliki akun di portal rumah belajar. Hasil karya tersebut di unggah oleh guru-guru secara online dan dapat dinikmati oleh guru lain ataupun siswa yang membutuhkan pembelajaran tersebut. Hal ini sangat mengapresiasi para guru yang selama ini hanya menggunakan media ataupun sumber belajar yang dirancangnya sendiri.

Dengan kata lain, rumah belajar bukan sekedar mencari tetapi juga sebagai tempat memberi. Hal ini sedikit banyaknya dapat memengaruhi pemerataan pendidikan di Indonesia. Keterbatasan alat di daerah-daerah dapat digantikan dengan media atau sumber belajar yang disediakan dari daerah perkotaan.

***

Pertanyaan di Luar Dugaan.

Kembali pada penggalan cerita diatas, saat saya melakukan sosialisasi tentang rumah belajar kepada mahasiswa yang sedang melaksanakan program praktek lapangan (PPL), salah satu mahasiswa bertanya, "jika memang sudah begitu lama, mengapa rumah belajar tidak booming?" Sebuah pertanyaan yang cukup membuat saya berpikir tentang hal ini. Saya mencoba menbuat beberapa alasan yang sepertinya tidak memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Bahkan setelah sosialisasi saya masih saja memikirkan pertanyaan tersebut.

Saya coba mebandingkan rumah belajar Kemdikbud dengan Bimbingan Belajar Online yang saat ini sedang terkenal, maka secara spontan dapat dijawab, itu terjadi karena bentuk promosi Kemdikbud yang tidak "semegah" bimbingan lain. Namun, saya berpikir kembali, tekadang di dunia digital seperti ini banya hal yang terkenal tanpa adanya promosi, mungkin konten yang sangat diterima di masyarakat. Sehingga, masing-masing orang mempromosikannya tanpa bayaran.

Hal ini justru membawa saya dalam pertanyaan lain, apakah konten-konten di rumah belajar kurang menarik? atau malah packaging-nya yang tidak menarik sehingga masyarakat merasa tidak tertarik.

***

Akhirnya, dari pertanyaan "jujur" ini, walau jawabannya belum ditemukan, namun sedikitnya menggugah rasa untuk ikut berupaya menyuarakan ada wadah gratis yang mengapresisasi para pelaku pendidikan (guru, siswa, dan masyarakat)  untuk bersama-sama membangun pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing lingkungannya. Harapannya, portal ini bermanfaat bagi pendidikan di Indonesia serta membangun pendidikan Indonesia yang siap menyongsong era digitalisasi.

Selamat belajar, selamat berkarya di Rumah Belajar.

*) Penulis merupakan salah satu Sahabat Rumah Belajar (peserta pembaTIK) Tahun 2019 dari Sumatera Utara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun