Bagi penggemar film tanah air, terlebih pengikut karya Joko Anwar tidak meragukan akting dari aktor-aktor tersebut. Terlepas dari itu, kehadiran dan penggunaan aktor-aktor mempengaruhi penonton baik yang bukan penggemar fanatik atau sebaliknya.
Akting mereka diperhitungkan dan menjadi nilai tukar bagi penonton. Prosesnya sama seperti komoditas efek dan alur di atas.
Komodifikasi, Transformasi Nilai Guna Menjadi Nilai Tukar Komoditas
Komodifikasi identik dengan cara sebuah perusahaan bertahan hidup. Mungkin bagi anda yang sudah tidak asing akan teringat juga dengan Spasialisasi dan Strukturasi.
Komodifikasi membahas mengenai perubahan nilai suatu komoditas. Dalam buku karya Vincent Mosco (1996) yang berjudul The Political Economy of Communication: Rethinking and Renewal (Vol. 13), komodifikasi adalah proses transformasi nilai suatu komoditas dari nilai guna menjadi nilai tukar.
Nilai guna berkaitan dengan nilai fungsional dari komoditas. Nilai tukar dipahami sebagai nilai jual dari komoditas. Komodifikasi membawa konsep bahwa komoditas dapat dijual untuk mencari keuntungan.
Komodifikasi pada umumnya melihat bagaimana komoditas seperti pekerja atau sumber daya lainnya dapat memiliki nilai tukar. Cakupan ini menganalisa bagaimana sumber daya tersebut dapat mendatangkan pemasukan bagi perusahaan terkait.
Penjelasan di atas merupakan komodifikasi untuk ranah yang luas. Kali ini anda dibawa pada cakupan komodifikasi untuk industri perfilman. Maka dari itu tafsirannya sedikit berbeda.
Dalam dunia film, komodifikasi mengarah kepada penonton dan dampaknya untuk keuntungan. Jumlah penonton yang meningkat dalam sebuah penayangan film akan meningkatkan keuntungan pula.