Studio Jagat Sinema BumiLangit melakukan proses produksi dari tahun 2017 hingga 2019. Komoditas apa saja yang mampu membawa nilai tukar dan membawa keuntungan dalam Gundala: Negeri Ini Butuh Patriot (2019)?
Komoditas pertama yang dibisa dilihat adalah alur cerita yang digunakan. Gundala sudah lahir pada tahun 1969 dengan versi Sancaka sang ilmuwan yang patah hati. Dalam versi 2019, Sancaka adalah seorang satpam penjaga pabrik surat kabar dengan masa kecil yang cukup keras.
Perbedaan versi ini mampu mengundang penonton untuk penasaran akan hasil pengemasannya. Pasalnya beberapa penonton mungkin sudah mengenal versi lama atau penonton ingin tahu pengemasan film superhero tanah air.
Komoditas kedua adalah visual effect yang digunakan dalam proses penggarapan film. Dilansir dari viva.co.id, Joko Anwar menggunakan efek visual Computer-Generated Image (CGI) untuk 600 shot.
Selama proses pembuatan, tim merasakan kerja keras yang luar biasa untuk pembuatan naskah dan efek visual tersebut. Pada akhirnya, efek penggunaan CGI tersebut memang membuat adegan pada film terlihat nyata. Pasalnya penonton tidak menyadari akan adanya efek dalam adegan tertentu.
Efek yang rapi dan halus membuat kualitas film semakin baik. Hal ini membuat penonton tertarik menonton atau bahkan merasa puas sehingga bisa menonton kembali serta menyebarkan ajakan kepada orang lain.
Komoditas yang ketiga dan terakhir adalah aktor. Bagi anda yang mengikuti Jagat Sinema BumiLangit pasti setuju dengan hal ini. Selain Abimana Aryasatya yang memerankan Gundala, seri film lainnya juga menggandeng aktor ternama tanah air.
Film Gundala: Negeri Ini Butuh Patriot (2019) sendiri sudah bertabur bintang. Siapa yang tidak mengenal Tara Basro, Lukman Sardi, Ario Bayu, Pevita Pearce, Bront Palarae, Cecep Arif Rahman, Asmara Abigail?