Mohon tunggu...
Genoveva SekarJemparing
Genoveva SekarJemparing Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis lepas yang masih belajar sembari berkelakar

Halo, salam kenal ! Nama saya sudah tertera, setelahnya terserah anda ingin memanggil saya dengan kata yang mana. Genoveva, Sekar, atau Jemparing. Itu tidak terlalu penting. Terlebih penting, silahkan membaca sejenak hasil pemikiran di larut malam saya. Dengan harap-harap cemas, saya tunggu kritik, saran, atau respon Anda. Sampai berjumpa di dunia nyata dari saya yang sangat suka musik, alam terbuka dan senja.

Selanjutnya

Tutup

Film

Pergulatan Batin Suter Maryam hingga Perjuangan Hayat Ertanto Robby Sang Sutradara dan Kru Dalam Ave Maryam (2018)

20 Oktober 2020   14:18 Diperbarui: 26 Oktober 2020   06:18 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mengulas sebuah film tidak pernah akan ada habisnya. Dari siapa sutradanya, mengapa aktor yang dipilih si A, sudut pandang apa yang menonjol hingga apa sebenarnya yang ingin disampaikan dari film. Kali ini, anda akan diajak untuk berpikir keras sedikit dan menalaah serba-serbi dari film Ave Maryam (2018). Film yang memiliki lika-liku dinamika produksi hingga pemutarannya.

Ave Maryam (2018) merupakan sebuah film yang dinamis. Baik itu dari bagian dalam film maupun proses lahirnya.

Film ini diproduksi ditahun 2018 dan sudah melalang buana dalam beberapa ajang penghargaan film internasional. Namun, begitu pulang kembali ke tanah air film ini harus mengurangi durasi hingga sempat menjadi bahan perbincangan masyarakat.

Apa yang ada di balik film di bawah arahan Ertanto Robby ini? Hal itu akan dibahas lebih lanjut ditambah dengan informasi akademik menarik lainnya. Mari!

Bagian Dapur dari Ave Maryam (2018), Tim dan Aktor Kawakan Indonesia

Sekilas ketika melihat poster Ave Maryam (2018), kita akan langsung mengambil kesimpulan bahwa tema yang diangkat mengenai suster. Entah apa yang akan dibahas kehidupannya.

Tema tersebut menjalar dan menjadi sebuah kejutan untuk anda yang menonton dengan sabar mengikuti alur cerita. Kisah hidup seorang suster bernama Maryam yang mempertanyakan dirinya setelah jatuh hati.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa genre dari film ini adalah drama-romance. Menceritakan kisah hidup seseorang yang berujung kisah romansa terlarang. Membayangkannya saja sudah lumayan mengiris hati.

Tim produksi mengusung isu yang terbilang sensitif untuk Indonesia, yaitu agama. Selain itu, cerita yang dikemas merupakan kisah nyata. Dalam prosesnya, tim menghubungi pihak terkait untuk meminta pertimbangan seperti Keuskupan Agung Semarang.

Tabloid Bintang
Tabloid Bintang
Pemilihan aktor juga tidak berjalan dengan mulus. Aktor utama Maudy Koesnaedi sempat menolak untuk berakting karena kondisi kesehatan. Namun, sang sutradara tidak menyerah dan akhirnya mendapat lampu hijau dari aktris kawakan Indonesia tersebut.

Info menarik dari bagian dapur juga terlihat dari profesinalitas tim. Dalam Film Studies for Dummies karya James Cateridge (2015), produksi film tidak hanya soal sutradara, tetapi juga para kru yang membantunya. Produser, Screenwriters, Sinematografer, dan masih banyak lagi.

Salah satu yang akan dibahas adalah sinematografi. Sinematografi berbicara mengenai 'melukis' film dengan teknik tertentu. Peran mereka dalam memilih lensa kamera, mengatur rasio screen hingga menjaga stok film sangat berpengaruh terhadap hasil final.

Pasalnya, pada Festival Film Indonesia 2019 Ical Tanjung mendapatkan penghargaan sebagai Pengarah Sinematrogafi terbaik. Sinematografi dari film ini membawa dengan indah suasana kota Semarang di tengah pergulatan batin seorang Suster Maryam.

Proses pengambilan gambar dilakukan di kota Semarang dan Yogyakarta. Shooting dilakukan selama sembilan hari dimulai dari 26 November 2016.

Menggali Sisi Psikoanalisis-Psikologi Suster Maryam, Konflik Batin Seorang Manusia Biasa yang Bergelar Tugas 'Suster'

Perjalan hidup Suster Maryam diceritakan dengan lambat dan tenang. Sesuai karakter dari suster yang rajin menemani suster-suster senior bermain catur tersebut.

Namun, Suster Maryam harus berjuang dengan dirinya sendiri ketika harus dihadapkan dengan hal baru yaitu jatuh cinta. Bergelut dengan diri sendiri dan sekitar. Film akan dianalisa melalui sudut pandang ilmu Psikoanalisis-Psikologi.

Psikoanalisis merupakan ilmu yang berbicara mengenai perkembangan manusia dari sisi konflik batin. Sedangkan Psikologi melihat perkembangan manusia dari sisi relasinya dengan sekitar, bisa berupa manusia atau lingkungan tempat (Syawal dan Helaludin, 2018).

Terdapat beberapa aspek penting terkait dengan bagian psikis manusia seperti conscious-unconsciuos, attachment-separation, identify-identification, ego-id-superego, neurosis-psychosis, imaginary-real-symbolic (Ryan, 2012).

Secara interteks atau bagian dalam film, terdapat aspek id-ego-superego dan attachment-separation dari tokoh.

Aspek id-ego-supergeo dari Suster Maryam dapat dilihat ketika ia mulai jatuh cinta terhadap Romo Yosef.

Tirto. ID
Tirto. ID

Dalam lubuk hatinya Suster tidak menampik bahwa ia jatuh cinta dengan romo. Hal ini merujuk pada id. Namun, hidup biara harus selibat. Cintanya harus dipersembahkan untuk Tuhan sepenuhnya. Konsep yang ada di pikiran suster ini merupakan ego. Lantas, Suster diam-diam menyimpan perasaan dan berkencan dengan Romo seraya tetap menyelesaikan tanggungjawabnya adalah superego.

Sisi attachment-separation ditemukan dari relasi Suster Maryam dengan Biara Susteran Semarang tempatnya mengabdi, keterikatan sekaligus batasan.

Medcom.id
Medcom.id
Dia memiliki tanggungjawab dan tidak bisa melakukan hal-hal seperti masyarakat awam seperti bermain, makan malam di luar, hingga berkencan. Ini membuat dia merasa ingin memisahkan diri ketika bertemu dengan Romo Yosef. Sesaat, Suster Maryam memilih untuk pergi bersama Romo hingga tanggunjawabnya di biara terabaikan seperti pulang terlambat, bangun kesiangan, serta memberi batasan privasi kepada Suster Mila.

Secara teks, sisi psikoanalisis-psikologi yang bisa dilihat adalah bagaimana para biarawan-biarawati menjaga prinsip hidup mereka. Mereka bergelut dengan batin masing-masing.

Film ini juga menunjukan bahwa kewajiban seorang biarawan dan biarawati adalah hidup selibat. Walau sekitar atau lingkungan mereka juga berpengaruh terhadap perkembangan diri mereka.

Anda akan diajak untuk melihat sisi dalam dari seorang Suster Maryam yang tenang, tidak banyak bicara, namun ramai pertanyaan dan konflik.

Sisi Paradigma Fenomenologi Film, Melihat Cara Suster Maryam Memaknai setiap Peristiwa dalam Hidupnya

Paradigma yang kentara dalam film adalah fenomenologi yang mencari makna dari sebuah peristiwa dan kaitannya dengan sekitar.

Menurut Rahman (2015), melihat film dengan paradigma ini berarti berusaha untuk menggali dan mengungkapkan sebuah makna mengenai fenomena dari perilaku kehidupan manusia. Menurut Littlejohn dan Foss (Hasbiansyah, 2008), fenomenologi berkaitan dengan kehadiran objek, peristiwa atau kondisi dalam persepsi manusia.

Visual Indonesia
Visual Indonesia

Film ini menyampaikan bagaimana Suster Maryam berpikir dan menerjamahkan setiap makna yang diterima. Mimpi pantai dan jendela, surat berisi puisi dan ajakan dari Romo Yosef, penolakan dari Suster Monik, hingga 'hadiah' ulang tahunnya yang mengejutkan.

Suster Maryam memiliki hidup yang biasa-biasa saja, tenang, dan hampa pada mulanya. Setelah kehadiran Romo Yosef, kekosongan yang selama ini dipertanyakan menjadi terisi. Namun dia tahu, bahwa hal tersebut tidak sesuai dengan visi dan misi hidup selibat.

Sugi Siswiyanti
Sugi Siswiyanti

Soal ini, anda perlu tahu bahwa hidup sebagai biarawati berarti menyerahkan diri sepenuhnya untuk melayani Tuhan dan sesama.

Penyampaian Hidup Selibat dan Penayangan Lokasi Rekomendasi Pariwisata Indah dari Semarang

Jika anda sudah menyaksikan film Ave Maryam (2018) anda bisa mendapatkan banyak hal atau informasi yang masih bisa berkaitan dengan hidup sehari-hari.

Benar adanya jika hidup selibat harus setia kepada Tuhan. Apa yang disampaikan di film, dapat membantu untuk merefleksikan hal terkait.

Wix. com
Wix. com
Kondisi yang ada di Biara Susteran Semarang nyata seperti kehidupan biara pada umumnya. Berdoa, mencuci, merawat satu sama lain, dan akan selalu berputar seperti itu.

Selain itu, setelah film garapan perusahaan produksi Summerland ini muncul beberapa artikel yang membahas lokasi shooting.

Tangkapan layar pribadi
Tangkapan layar pribadi
Anda akan ditenangkan dengan keadaan kota Semarang dengan bangunan tuanya serta melakukan cuci mata dengan pantai tempat perayaan ulang tahun ke 40 Suster Maryam.

Terdapat beberapa yang memasukan lokasi tersebut sebagai rekomendasi pariwisata. Anda bisa sekedar berkunjung atau melakukan hunting foto.

Hidup selibat sebagai biarawan dan biarawati benar-benar perjuangan. Menjaga tiga kaul untuk menuju pelayanan yang utuh untuk Tuhan. Untuk anda yang belum menyaksikan Ave Maryam (2018), silahkan untuk mampir ke platform digital untuk menonton film secara legal seperti Netflix atau Bioskop Online Indonesia. 

Selamat merasakan ketenangan dan pergulatan batin seorang Suster Maryam di tengah estetika kota tua, Semarang!


Daftar Pustaka

Cateridge, James. (2015). Film Studies for Dummies. New York: John Wiley & Sons Inc.

Hasbiansyah, O. (2008). Pendekatan Fenomenologi: Pengantar Praktik Penelitian dalam Ilmu Sosial dan Komunikasi. Mediator: Jurnal Komunikasi, 9(1), 163-180.

Khafid, Sirojul. (2020). Cara Nonton Film Ave Maryam: Kisah Nyata Cinta Romo dan Suster. https://tirto.id/cara-nonton-film-ave-maryam-kisah-nyata-cinta-romo-dan-suster-f32u. Diakses pada 18 Oktober 2020.

Rahman, A. (2015). Revitalisasi Kawasan Kota Tua Jakarta sebagai Upaya Mengembalikan Identitas Kota. Prosiding PESAT, 6.

Ryan, Michael. (2012). An Introduction To Criticism: Literature/Film/Culture. Chicester: John Wiley & Sons Ltd.

Syawal, H., & Helaluddin, H. (2018). Psikoanalisis Sigmund Freud dan Implikasinya dalam Pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun