Mohon tunggu...
Genisha
Genisha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah mahasiswa yang tertarik untuk menulis dan mengembangkan diri saya dengan belajar membuat artikel dan tulisan ilmiah.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Tambang dan Aktor Politik Lingkungan: Menelusuri keterlibatannya Pada Alam

26 April 2024   00:50 Diperbarui: 26 April 2024   00:50 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
iStock Photo. Credit: Khancit Khirlsutchalual

 

   Kasus pertambangan sering kali melibatkan aktor politik dan lingkungan karena pertambangan sering kali memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan. Beberapa pihak bisa terlibat dalam memberikan izin pertambangan, mengatur kebijakan lingkungan, atau bahkan terlibat dalam korupsi terkait dengan pertambangan. 

Sementara itu, aktivis lingkungan biasanya berperan dalam menyuarakan tentang pelestarian lingkungan dan melawan dampak negatif dari aktivitas pertambangan, seperti pencemaran air dan udara, deforestasi, atau kerusakan habitat. Konflik antara beberapa pihak sering kali muncul karena perbedaan kepentingan antara pemenuhan kebutuhan masing-masing.

   Pertambahan lahan sering kali terjadi untuk memperluas operasi pertambangan. Faktanya, pertambangan sering memerlukan lahan yang luas untuk eksplorasi, penambangan, dan pengolahan mineral atau logam. Dampaknya bisa sangat besar, termasuk deforestasi, kerusakan habitat, degradasi tanah, dan pencemaran air dan udara. Hal ini dapat mengakibatkan hilangnya keanekaragaman hayati, kerusakan ekosistem, serta masalah kesehatan bagi manusia dan makhluk hidup yang tinggal di sekitarnya. 

   Untuk mengatur aktivitas pertambangan dan melindungi lingkungan, banyak negara memiliki peraturan yang ketat. Peraturan tersebut sering meliputi persyaratan izin, pengelolaan limbah, pemantauan lingkungan, dan rehabilitasi lahan. Namun, implementasi peraturan ini tidak selalu konsisten di semua negara, dan terkadang terdapat pelanggaran atau korupsi yang mengakibatkan dampak lingkungan yang serius. 

Di Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2023 dibuat untuk mengatur tentang wilayah pertambangan. Upaya pengawasan dan penegakan hukum yang kuat sering kali diperlukan untuk memastikan bahwa aktivitas pertambangan berlangsung sesuai dengan standar lingkungan yang ditetapkan.

    Dalam era yang dipenuhi dengan kekhawatiran akan berbagai isu lingkungan, keterlibatan aktor dalam politik lingkungan menjadi semakin penting. Di era globalisasi yang memiliki dampak penting terhadap lingkungan, menjadikan setiap manusia memiliki tanggung jawab terhadap bumi sebagai suatu planet yang menjadi tempat bernaung bersama para manusia lainnya. Di satu sisi, globalisasi dapat meningkatkan akses terhadap teknologi ramah lingkungan dan kemudahan lainnya. 

Namun, di sisi lain, globalisasi juga dapat menyebabkan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan, polusi, dan degradasi lingkungan karena persaingan ekonomi yang intensif dan permintaan konsumen yang tinggi. Keterlibatan globalisasi dalam lingkungan menciptakan tantangan besar yang memerlukan kerjasama internasional dan tindakan bersama untuk menjaga keberlanjutan lingkungan.

    Politik lingkungan mengacu pada upaya yang menyoroti kompleksitas hubungan antara kebijakan, politik, dan lingkungan alam dalam aspek yang lebih luas. Aspek ini mencakup perlindungan lingkungan, keberlanjutan lingkungan, penanganan isu lingkungan, dan upaya untuk meningkatkan serta mendukung upaya ramah lingkungan demi menjaga kelestarian lingkungan hidup manusia global. 

Dalam bukunya yang berjudul Actors in International Environmental Politics. The Environment and International Relations, Kate O'Neill menjelaskan aktor-aktor yang terlibat dalam politik lingkungan. Aktor-aktor dalam politik lingkungan ini antara lain yaitu State, IGO, NGO, Corporations, Scientiest, dan Individu.

    Yang pertama adalah State (Negara), yang termasuk di dalamnya merupakan pemerintah dan lembaga negara dengan peran sentral dalam pembentukan kebijakan lingkungan, pengaturan aktivitas lingkungan, dan kesepakatan perjanjian internasional untuk mengatasi isu lingkungan. Tantangan utama yang dihadapi oleh negara adalah mencapai keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan, serta koordinasi antar negara untuk masalah lingkungan yang bersifat lintas batas.

    Selanjutnya ada IGO (International Governmental Organizations) dan NGO (Non Govermental Organization). IGO adalah organisasi yang dibentuk oleh negara untuk menangani masalah internasional, memfasilitasi pengambilan keputusan kolektif, serta menerapkan kebijakan global bersama dengan badan-badan regional dan PBB. 

Contohnya adalah United Nations Environment Progamme (UNEP) yang bertugas mengawasi badan-badan yang menjalankan tata kelola internasional di bidang lingkungan. Sedangkan NGO, atau Organisasi Non-Pemerintah berperan dalam memantau kebijakan lingkungan, melakukan advokasi, dan menggalang dukungan masyarakat. Dalam hal ini membangun kredibilitas menjadi salah satu tantangan di dalamnya, contoh NGO adalah WWF dan Greenpeace.

    Corporations atau perusahaan, juga memiliki pengaruh besar terhadap lingkungan melalui aktivitas ekonominya, yang dapat mempengaruhi kebijakan, teknologi, dan praktik bisnis untuk mengurangi dampak masalah lingkungan. Upaya perusahaan pertambangan untuk mengurangi dampak negatifnya terhadap lingkungan biasanya melibatkan penerapan praktik pertambangan yang berkelanjutan yang sesuai dengan peraturan pemerintah, pemantauan dan mitigasi pencemaran, serta keterlibatan dalam upaya restorasi dan rehabilitasi lingkungan yang terpengaruh. 

Namun, implementasi praktik-praktik ini sering kali memerlukan investasi besar dan komitmen jangka panjang.. Scientiest sendiri bertidak dalam menyediakan informasi dari penelitian ilmiah, melalui riset dan analisis mendalam terhadap masalah yang diteliti. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) merupakan sekumpulan ilmuwan yang mengkomunikasikan hasil-hasil penelitian ilmiah yang mereka temukan terkait perubahan iklim global kepada para pembuat kebijakan dan masyarakat umum.

   Terakhir ada Individu, yang bukan hanya sebagai pengamat politik lingkungan, tetapi juga sebagai pelaku yang memiliki potensi untuk menciptakan perubahan melalui tindakan-tindakan mereka dalam kehidupan sehari-hari yang dapat mempengaruhi kebijakan dan praktik lingkungan secara keseluruhan. Individu dihadapkan pada tantangan pada perubahan perilaku konsumsi yang memengaruhi keputusan di dalam sistem politik.

   Keterlibatan aktor dalam politik lingkungan melibatkan peran individu, kelompok, dan lembaga dalam membentuk kebijakan dan tindakan terkait lingkungan. Tindakan ini secara umum mencakup advokasi, lobi, partisipasi dalam pengambilan keputusan, dan implementasi kebijakan. 

Namun, tantangan lingkungan seperti perubahan iklim dan sumber daya alam memperumit dinamika ini, menuntut kerja sama lintas sektor dan lintas negara untuk mencapai solusi yang berkelanjutan.Pengaruh industri dan perdagangan, pendanaan kebijakan, perbedaan kepentingan, serta tekanan politik menjadi tantangan bersama para aktor dalam menghadapi isu lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun