Mohon tunggu...
genial arasy
genial arasy Mohon Tunggu... Lainnya - Content Writer

Saat ini bekerja sebagai profesional dibidang logistic dan supply chain pada perusahaan yang bergerak dalam industri retail. Dapat dihubungi melalu email genialarasy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kilas Balik Rival: Vietnam dan Perkembangan Sepak Bola

4 Januari 2024   14:49 Diperbarui: 6 Januari 2024   17:45 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi Dendy Sulistyawan ketika melawan Vietnam (jpnn.com)

Kendati Vietnam  saat itu belum berisikan pemain profesional yang secara rutin berkompetisi, nyatanya Indonesia dibuat tidak berdaya ketika kedua tim bertemu di Stadion Internasional Khalifa, Doha, Qatar, 16 April 1993. Indonesia, yang saat itu diasuh oelh pelatih asal Yugoslavia, Ivan Toplak, terpaksa harus mengakui keunggulan Vietnam dengan skor tipis 0-1.

Indonesia dapat membalas kekalahan atas Vietnam ketika mereka kembali bertemu itu pada duel kedua di Stadion Nasional Singapura, 30 April 1993. Gol dari Putut Wijanarko dan Sudirman memastikan keunggulan Garuda 2-1.

Dua bulan berselang atau tepatnya 9 Juni 1993, Indonesia dan Vietnam kembali bertemu pada ajang Sea Games yang berlangsung di Singapura. Indonesia kembali dapat mengalahkan Vietnam dengan skor tipis 1-0 pada pertemuan tersebut.

Awal Keseriusan

Setelah melakoni Kualifikasi Piala Dunia 1994 dan SEA Games 1993, Vietnam mulai nampak menunjukkan keseriusan mereka dalam meningkatkan kualitas sepak bola negaranya. 

Hal ini ditunjukkan dengan ditunjuknya pelatih asal Brasil Edson Araujo Tavares untuk menangani tim nasional Vietnam. Tavares datang dengan rekomendasi langsung dari Konfederasi Sepak Bola Asia atau AFC saat itu.

Tidak berselang lama, Vietnam kembali diasuh juru taktik asal Jerman, Weigang yang pernah menangani Vietnam Selatan sebelumnya. 

Bersama tangan dinging Weigang, Vietnam mendapatkan julukan "Die Blietzkrieg" yang merujuk metode perang Jerman dengan serangan cepat yang melibatkan kekompakan semua pemain untuk menaklukkan pertahanan lawan.

legenda tim nasional Indonesia Kurniawan Dwi Yulianto (fandom.id)
legenda tim nasional Indonesia Kurniawan Dwi Yulianto (fandom.id)
Weigang bersama Vietnam sukses menunjukkan potensi besar dengan berhasil meraih medali perak SEA Games Chiang Mai 1995, bahkan sebelumnya mereka sukses mengalahkan Indonesia dengan skor 1-0 disemifinal. Meskipun akhirnya kalah dengan skor 0-4, dari tuan rumah Thailand di partai final

Pencapaian tim nasional Vietnam kala itu, sukses membuat jajaran pengurus sepak bola Indonesia malu dan meminta maaf ke publik, pasalnya, Indonesia datang ke Sea Games Chiang Mai 1995 dengan target membawa pulang medali emas. 

Tidak tanggung-tanggung, tim nasional Indonesia kala itu berisikan didikan program Primavera di Italia, seperti Kurnia Sandy, Bima Sakti, hingga Kurniawan Dwi Yulianto, selain itu tim nasional Indonesia saat itu juga berisikan pemain-pemain berbakat, seperti Fachry Husaini, Ansyari Lubis, dan Widodo Cahyono Putro. Tidak sampai disitu, tim nasional Indonesia saat itu juga ditangani langsung pelatih dari Italia, Romano Matte.

Ajang Pembuktian

Sejak dikalahkan Vietnam di SEA Games 1995, Indonesia selanjutnya hanya mencatatkan lima kemenangan atas Vietnam dari 22 pertemuan yang berlangsung. Kemenangan terakhir Indonesia atas Vietnam tercipta pada ajang Piala AFF 2016 dengan skor 2-1.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun