Sejak kekalahan yang diderita di Kualifikasi Piala Dunia 1974, skuad tim nasional Indonesia sudah tidak bisa lagi mengimbangi Irak, dan semakin jauh tertinggal. Garuda menelan dua kekalahan beruntun dari Irak pada pertemuan di dua edisi Merdeka Games di Kuala Lumpur, Malaysia.
Pertama, Indonesia di tumbangkan dengan skor 0-2 oleh Irak pada 17 Juli 1977 di Merdeka Games 1977. Setahun berikutnya, Indonesia kembali ditaklukan Irak, bahkan dengan skor mencolok 0-4 di Kuala Lumpur pada ajang Merdeka Games 1978.
Kekalahan dengan hasil mencolok melawan Irak pada ajang tersebut sempat menjadi sorotan banyak media massa. Skor akhir laga yang mencolok seakan menunjukkan adanya ketimpangan kualitas persepakbolaan antara Indonesia dan Irak.
Padahal, dari sisi kualitas saat itu, Indonesia dan Irak berada pada level yang masih setara.
Selain menjadi sorotan media massa dikala itu, Â kekalahan tim nasional Indonesia dengan skor mencolok dari Irak itu juga membuka tabir dugaan suap yang menimpa pemain timnas Indonesia.
Dugaan isu suap ditubuh tim nasional Indonesia bermula dari pengakuan dua pemain asal Semarang yang menyebut ada sejumlah pemain menginginkan Garuda mengalah dari Irak.
"Ada pemain kita yang menghendaki kita kalah. Saya diminta ikut melakukannya, persis sebelum masuk lapangan. Tentu saya tak mau. Saya kemari untuk menang kok." ujar salah satu pemain tim nasional saat itu.
Selain itu ada juga pemain yang mengakui bahwa permainan tim nasional Indonesia dirusak dari dalam.
"Memang permainan kita dirusak dari dalam."
Tidak cuma pemain, official timnas Indonesia saat itu juga turut mengaku mengetahui adanya pemain yang terlibat suap untuk mengatur hasil akhir melawan Irak laga itu.
Official itu mengungkapkan, isu suap disinyalir melibatkan seseorang yang merupakan anggota keluarga skuad Indonesia.
Anggota keluarga skuad Indonesia disinyalir menawarkan sesuatu agar pemain bersedia mengalah di laga tersebut.