Sementara ketika garis warna merah bersilangan dengan garis warna biru, trader atau investor saham dapat mengambil keputusan untuk menutup transaksi saham dengan memperoleh capital gain, atau tidak membeli saham karena harga saham tersebut telah terlanjur naik (overbought).
2. Stochastic Oscillator
Indikator Stochastic Oscillator merupakan indikator dalam analisa teknikal yang cukup populer bagi pemula. Dalam menggunakan indikator ini investor wajib mencermati posisi rata-rata yang terjadi pada suatu trend harga saham. Sebenarnya dalam penggunaannya hampir sama dengan MACD hanya saja perbedaannya ada dari segi visual tampilan, yakni terdapat satu ruang besar yang berada di tengah-tengah antara overbought dan oversold.
Seorang trader atau investor wajib mengetahui keberadaan garis ini, apabila garis merah sedang terletak pada area bawah, hal ini berarti oversold yang artinya trader atau investor direkomendasikan pembelian sementara jika garis berwarna biru berada pada area atas berarti harga sedang mengalami over bought.
3. Relative Strength Index (RSI)
Relative Strength Index yakni RSI agak sedikit berbeda dengan sebelumnya, pengaturan RSI dasar untuk indikator RSI adalah 14-periode. Hal ini berarti setiap 14 candle terakhir atau 14 bar terakhir pada grafik harga.
RSI dapat menggunakan jangka waktu yang lebih pendek, misalnya 5 periode akan mengakibatkan garis RSI bergerak sensitif. Area support berada pada 30, area resisten berada pada 70.
Seorang trader dapat melakukan transaksi beli ketika garis merah sudah berada pada area 30. Juga bisa melaksanakan penjualan saham ketika sudah berada pada garis 70.
4. Moving Average (MA)
Teknik Moving Average atau MA merupakan teknik analisa teknikal yang banyak digunakan oleh para investor atau trader saham.
Moving average merupakan indikator dalam analisa teknikal yang dapat dikategorikan paling akurat untuk memberitahu kapan trend akan berakhir dan juga penentu koreksi harga saham.