Mohon tunggu...
Gene W Widjaja
Gene W Widjaja Mohon Tunggu... Konsultan - Property Marketing Development | Green, Ecology and healthy Lifestyle

Profesional properti konsultan dengan pengalaman lebih dari 25 tahun dalam perencanaan, pengembangan/pengelolaan kawasan baik resort dan residensial, serta pemasaran properti. Juga aktif dalam edukasi, dunia kesehatan, komunitas olahraga, pola hidup sehat.

Selanjutnya

Tutup

Money

Paradigma dan Strategi Baru dalam Medan Persaingan Baru Era New Normal

31 Mei 2020   20:28 Diperbarui: 7 Juni 2020   08:03 1099
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kali ini saya hendak mengajak bertukar-pikiran sedikit berkaitan dengan topik 'New Normal' yang hangat yang hadir dalam keseharian kita, baik di media TV, Radio, Sosial Media, dan Media cetak.

Hampir setiap hari kita disibukan dengan informasi tentang Covid-19, hampir setiap pembicaraan sosial kita pun ada kaitannya dengan Covid-19 dan membuat kita berpikir, merenung dan bertukar-pikiran, kira-kira kapan kondisi berat ini akan berakhir, kita akan bagaimana, kedepan kita harus berbuat apa. 

Ditambah lagi dengan istilah baru New Normal yang seakan menjadi bayang-bayang yang diterka matang-matang agar tidak salah menentukan sikap, menentukan strategi, menentukan partner yang bisa menguatkan kita, yang ujung-ujungnya adalah bisnis saya tetap berjalan dan menghasilkan, setuju kah anda?

Ibarat permainan Ular tangga, ada 4 kemungkinan yang muncul saat kita mengocok dadu. Pertama, apakah kondisi baru ini akan menjadi 'Tangga' baru untuk saya dan menjadi peluang baru yang baik, atau kemungkinan Kedua, apakah akan menjadi ancaman kemunduran atas bisnis kita yang diibaratkan 'Ular', atau kemungkinan Ketiga, maju dengan langkah aman-aman saja secara normatif atas angka dadu 1-6, atau kemungkinan Keempat,  diam ditempat atau dadu kita berangka 'Nol'.

Perubahan-perubahan pasti memang belum ada, tapi pentingnya kita memahami gejala-gejalan pasar akibat adanya keharusan 'social distancing', protokol kesehatan dari pemerintah, regulasi wilayah, ditambah kesadaran baru untuk tetap ingin sehat, terhindar dari kemungkinan terkena virus ini atau menyebarkan kepada orang lain (bila ternyata diri kita adalah carrier). 

Di DKI Jakarta saja, per hari ini (30/5) yang positif terkena covid-19 sudah menembus angka 7.000 orang, sungguh suatu bayang-bayang ketakutan yang tidak memandang level kaya-miskin, level edukasi & intelektualitas, serta usia seseorang. 

Memikirkan kita dan keluarga bisa tetap sehat dan terhindar dari virus corona adalah nomor satu tentunya, namun Perimbangan upaya antara:  Sehat vs Roda Ekonomi pun berbeda-beda untuk setiap orang. 

Bagi orang yang sudah mempunyai pondasi financial baik tentunya akan berbeda dengan cara berpikir rasionil dengan orang yang harus berjuang keras untuk roda ekonomi keluarga terus berjalan.

Kuncinya apa? ada 6 paradigma baru pelaku bisnis yang mau tidak mau dipertimbangkan untuk direspons secara cepat, dalam rangka merebut pangsa pasar.

Pertama, Paradigma baru memandang kebutuhan dan cara calon pembeli, pelanggan, client, untuk membeli/mendapatkan produk/jasa yang kita tawarkan.  

Teori Ekonomi Maslow, seakan tergradasi turun, kembali kepada level dibawahkan dengan mementingkan kualitas basic needs yang benar-benar menjamin kesehatan & kelangsungan hidup. Kesadaran orang akan kualitas hidup sehat, pola hidup sehat akan menjadi prioritas, dan ini akan menjadi market yang sangat besar. 

Kedua, Cara memasarkan baru yang terjadi, berupa 'shifting with new mindset', dimana konsumen akan berpikir praktis, konsumen akan lebih selektif, konsumen akan lebih skala prioritas pengambilan keputusan,  konsumen akan melibatkan empathy, pertimbangan nilai dampak-sosial, salah satunya menyadari bahwa dengan membeli suatu barang ternyata berdampak ekonomi positif secara kontribusi ekonomi penjualnya. 

Kekuatan hubungan manusia menjadi pertimbangan kuat, disinilah berkembangkan kepentingan kekuatan untuk mempengaruhi orang lain atau dikenal sebagai 'influencer'.

Ketiga, Pemikiran atas media promosi digital dan Digitalisasi teknologi Pemasaran serta transaksi baru yang lebih sederhana, cepat, dan efisien, seiring dengan teknologi smartphone, perangkat/gadget, teknologi internet dan konektifitas kepada perangkat-lain seperti TV, layar monitor sentuh, link pembayaran, dompet digital, aplikasi pemesaran, pengiriman dan pembayaran yang aman, serta poin atas loyalitas. 

Disinilah pentingnya lingkup Digital marketing, mulai pembuatan content marketing, pembuatan website yang terintegrasi dengan aplikasi-aplikasi, Pengembangan, pengelolaan dan penganalisan database, AR/VR teknologi, Chatbot untuk relationship program, serta social media aktif untuk 'engagement'.

Keempat, Mindset baru atas Kekuatan pemilihan  Team dan partner kerja, kekuatan siapa dan bekerja apa dengan KPI yang jelas serta monitoring program yang terarah sesuai dengan program/kebijakan dan target hasil. Kekuatan Kemitraan dalam kebijakan imternal organisasi menjadi kekuatan yang saling mendukung dan efek bola salju positif.

Kelima, adalah kekuatan permodalan, sebagai tulang punggung operasional dan kebijakan dalam cashflow. Target dan evaluasi jangka pendek menjadi dominan, termasuk pinjaman yang flexible jangka pendek, karena respons pasar yang akan dinamis, dan berdampak kepada hitung-hitungan ekonomis atas tiap langkah yang bisa diukur, sebagai 'Activity Based Costing'.

Keenam, adalah mindset baru atas kebijakan CEO dalam membuata kebijakan yang responsif dan flexible mengantisipasi Kebijakan/regulasi/ perpajakan baru, atau kebijakan lain yang ditetapkan secara nasional maupun  wilayah, yang dimana tentunya akan berbeda di tiap daerah.

 Bagaimana, seberapa siap kita beradaptasi dengan gelombang baru ekonomi ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun