Jumpa teman lama, terkadang membawa dua sisi, senang dan canggung.
Siapa pernah mengalaminya?
Ceritanya, hari Minggu yang lalu saya menghadiri pernikahan anak salah satu teman masa kecil saya.
Teman saya ini, terkenal supel, baik hati, sabar dan sangat baik terhadap teman-teman, aktif di lingkungan dan kegiatan gereja. Relasinya sangat banyak. Demikian juga suaminya dan anak-anaknya.
Awalnya saya bermaksud menghadiri resepsi pernikahan yang diadakan malam hari, namun akhirnya memutuskan untuk menghadiri acara pemberkatan pernikahan saja, dengan pertimbangan supaya tidak pulang terlalu malam.
Ini kali pertama saya berkesempatan berkunjung di Gereja Santo Laurensius Alam Sutra, dan saya sangat menikmati acara pemberkatan yang dipimpin oleh Romo Hadi, beliau sangat luwes mengajak dialog pasangan pengantin, membuat kami dapat mengenal lebih dekat pasangan muda ini.
Sambil mengikuti ibadah pemberkatan, saya sesekali memperhatikan tamu-tamu yang hadir, berusaha mencari kalau-kalau ada wajah-wajah yang saya kenal.
Wah, tak satupun yang saya  kenal, mungkin sebagian besar lebih memilih hadir di resepsi, sekalian reuni.
Tiba-tiba, dari sisi kanan ada sosok wajah yang saya kenal tersenyum dan menyapa dari jauh, ah rupanya ada dua orang teman saya hadir juga.
Setelah selesai ibadah, saya pun bergabung dengan mereka dan kami pun berbaris untuk bersalaman dengan pengantin.Â
Kami mengobrol sekilas tentang seorang teman kami yang tidak dapat hadir karena sedang pergi berlibur keluar kota dan rombongan teman-teman dari Surabaya yang belum tiba karena pesawat yang akan mereka tumpangi mengalami penundaan penerbangan.