Prangko, ada yang belum pernah melihatnya? Mungkin sekali, karena jaman telah berubah.
Prangko, berasal dari bahasa Belanda, franco, yang artinya ongkos kirim dibayar oleh pengirim.
Prangko pertama kali digunakan oleh Sir Rowland Hill dari Inggris pada 6 Mei 1840. Prangko  kepala ratu Victoria, begitu biasa disebutnya, dicetak dalam warna hitam dan ada kata postage dan one penny.
Ayah kami suka filateli pada masa mudanya, dan saat saya beranjak remaja, saya mendapatkan satu album perangko.
Sekarang menjadi koleksi adik saya yang meneruskan hobi filateli ayah kami.
Teringat saat saya dulu masih hobi filateli, senang sekali mengumpulkan prangko untuk melengkapi koleksi album prangko kami. Setiap kali mendapatkan prangko dan melepaskan rekatan lem pada potongan kertas yang menempel dengan merendamnya terlebih dahulu dalam wadah berisi air, selalu memberikan kebahagiaan tersendiri.
Permukaan belakang  prangko dilapisi lem kering yang disebut dextrin, terbuat dari Bahan dasar tepung tapioka, tepung beras/ketan yang difermentasi dan mempunyai daya rekat yang baik bila terkena air.
Teringat juga juga akan seorang Sahabat Pena, teman saya bersurat semasa kecil, Cynthia namanya, tinggal di Surabaya,  kami berkesempatan bertemu, karena ayah mengambilÂ
kesempatan untuk membawa kami jalan-jalan dan berkunjung ke rumahnya di Surabaya.
Mengenang hal-hal yang sangat sederhana seperti ini, di tengah hiruk pikuk jaman ini, rasanya berbeda...