Di dalam buku itu disajikan foto-foto before and after, yang kayak orang sebelum dan sesudah di make up. Terkejut lagi saya...secara Penulis nya adalah laki-laki, lhooo lha kok rapi sekali jadinya.
Danshari, seni membereskan, membuang, dan berpisah dari barang-barang kita, - adalah satu hal baru yang saya pelajari. Tak mudah untuk saya yang lahir dan tumbuh dari keluarga yang hobi koleksi, mulai dari pensil, perangko, dan lain sebagainya.
Namun setelah membaca buku itu, saya pun perlahan mulai bergerak...
Melihat-lihat tumpukan barang-barang kami.
Menimbang mana yang benar-benar kami perlukan.
Tapi angan-angan untuk melakukan danshari, baru sebatas mimpi, karena kesibukan dan aktivitas harian yang cukup padat. Â Konsep minimalisnya sudah mulai masuk ke dalam pikiran bawah sadar saya, sehingga sedikit banyak, mulai mempengaruhi pola belanja saya, tak lagi , impulsive, lebih hati-hati dan berpikir perlu atau tidak perlu.
Sampai saat pandemi, membuat kita semua #dirumahsaja dan boleh dibilang kegiatan di luar rumah nyaris tidak ada dan segala sesuatu menjadi melambat temponya.
Saya pun mempunyai waktu ekstra untuk merealisasikan pemberesan. Perlahan tapi pasti, satu persatu sudut-sudut ruangan rumah mungil kami mulai tertata dan lebih rapi, lebih bersih, mulai lega.Â
Mengingat kembali saat melakukan perapian, benar sekali apa yang tertulis di buku itu,