Mohon tunggu...
Aisyah Khadijah Rusdiati
Aisyah Khadijah Rusdiati Mohon Tunggu... wiraswasta -

Hanya seorang wanita biasa, tak ada yg istimewa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ulat Bulu Si Dedi.....

11 Juni 2011   07:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:37 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Siang hari ketika anak-anak pulang sekolah, kembali saya mulai sedikit sibuk.  Menyiapkan makan siang mereka dan setelah itu menemani tidur siang mereka. Ketika anak-anak tidur siang biasanya saya membaca buku apa saja jika saya tidak bisa tidur. Siang itu sambil bersandar dipunggug tempat tidur saya membaca sebuah buku. Tengah asyik membaca saya mendengar suara ibu-ibu sedikit ribut diluar rumah. Saya menghentikan bacaan dan iseng coba menengok keluar lewat jendela kamar untuk mengetahui apa yang terjadi.

Seorang ibu yang membuka toko, bu Imah tetangga depan rumah bergidik-gidik. Juga ibu Erna yang sedikit gemuk tetangga sebelah rumah ibu Imah ikut-ikutan bergidik dan hampir bersamaan mereka mengeluarkan ungkapan ngeri atau apa saya kurang tahu..." HHHiiiii.... !!! ". Tetangga sebelah rumah saya Bu Neny yang nampaknya juga turut penasaran sudah keluar rumah bergabung dengan mereka.  Kemudia saya dengar dia bertanya,

" ada apa kok saya dengar ribut-ribut bu Imah ? "

" Iiihh... ini lho bu Neny, si dedik kirain bawa apa ? Didalam kardus kue yang dibawanya itu ternyata isinya ulat      bulu buanyaakk buu... hiiihhh... ", Jawab bu Imah sambil bergidik-gidik.

" hah... ?? untuk apa bu, kok aneh? Ada-ada saja...", kata bu Neny keheranan.

" Iyaa... apa nggak gatal semua itu anak ? ", bu Erna ikut menyahuti.

Setelah itu saya kurang jelas mendengar  apa yang diperbincangkan ibu-2 itu dari dalam kamar.  Dan nampaknya ada beberapa orang ibu lagi yang ikut bergabung disitu, ikut nimbrung dalam pembicaraan mereka.

Sementara itu si Dedik kelihatan tersenyum-senyum melihat ibu-ibu ketakutan melihat dia membawa ulat bulu dalam kardusnya itu.

Sedangkan saya yang memang dasarnya takuuut banget dan juga ngeeriii dengan ulat, tidak berani keluar rumah. Cukup hanya melihat peristiwa itu dan mendengar obrolan mereka dari balik jendela kamar. Kemudian ada seorang teman dedik datang mendekatinya mencoba ingin melihat isi kardus itu, mungkin penasaran juga. Karuan saja ibu-ibu kembali histeris sambil bergidik-gidik.

Kemudian Bu Erna yang terkenal agak bawel itu mulai kelihatan kesal dan akhirnya mulai ngomel-ngomel.

" ah... dasar anak nakal !, gak pernah diurus sama orangtuanya ya gitu itu ! Sekolah sudah sering nggak naik kelas, bandelnya minta ampun... ! Jangan dibuka disini itu kardusnya. Awas kalau sampai ulat-ulat itu keluar kardus dan tercecer ya ! Bawa sana yang jauh jangan disini!. Buang sana itu ulat-ulatnya, bakar aja! ".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun