anjing hutan bicara padaku pagi tadi
ciumnya tangkap gerakmu di bukit, katanya gerammu ingin si rusa tua bijak mati
aku yang buta meraba-raba, mengendus-endus mawas diri
adakah angin menerabas hutan membawa aroma busuk itu kemari?
aku menghardik si gagak hitam sial yang parau,
oh kau burung bangkai!
meski nyata kucium kebohongan yang memuakkan itu
tetap saja akumu masih menutup-nutupi
Hakim, katamu?
hakim palsu, begitu?
penipu! cih.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!