Mohon tunggu...
Fahmi Idris
Fahmi Idris Mohon Tunggu... Professional IT - System Analyst -

Introvert, Kinestetik, Feeling Extrovert, System Analyst, Programmer, Gamers, Thinker, Humorous, Dreamer. Web : ghumi.id Instagram : fahmi_gemblonk

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Tak Apa Pegal, Demi Motorik

9 Januari 2018   01:36 Diperbarui: 9 Januari 2018   02:43 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Geliga krim yang selalu ada di dalam tas wajib bawa kalau main bersama Damar - dokpri

Bayangkan ini terjadi setiap hari pada anak-anak atau balita yang setiap hari melakukan olah fisik. Otot tubuhnya setiap hari pula akan mengalami peningkatan dan peningkatan. Semakin kuat, semakin kuat dan sangat baik untuk pertumbuhannya.

  • Perkembangan

Olah fisik juga bisa meningkatkan perkembangan indera pada anak. Sesederhana kejar-kejaran saja, pasti ada aba-aba si dewasa siap mengejar, dan respon si anak untuk berlari dan bersembunyi. Damar begitu, kalau saya sudah membungkuk sedikit, kaki bergerak dan HA!, dia pasti lari menjauh. Tanpa sadar sudah belajar memahami perintah, mencari solusi dan mencapai tujuan.

Semakin dewasa harus semakin kompleks permainan olahraganya. Tambahannya harus bisa melatih anak untuk bekerjasama dan mencari solusi.

  • Sosial

Poin ini yang belum bisa dirasakan oleh Damar. Karena usianya baru 2 tahun lewat sedikit. Tapi yang jelas melatih motorik halus dan motorik kasar juga melatih kepercayaandiri. Percaya diri jadi modal utama untuk bersosialisasi. Dari mana percaya diri dibangun? Jelas dari pencapaian yang dilakukan setiap kali Damar berhasil. Misal, berhasil memindahkan pasir dari kotaknya ke gelas, kasih pujian aja. Itu membangun kepercayaan dirinya. Makin banyak yang diraih, makin diberi penghargaan, makin percaya diri.

  • Kecerdasan

Olah fisik selain melatih otot juga tentu melatih otak. Main lempar bola misalnya, melatih koordinasi mata, otak dan otot. Setidaknya 3 komponen itu sudah cukup untuk melatih dan merangsang otak untuk bekerjasama dengan bagian tubuh lain. Saya sih percaya bisa karena biasa, dan kalau sudah terbiasa pasti tidak akan sulit menjalaninya. Dan kalau sudah jadi biasa, porsi otak yang lain bisa dialokasikan untuk yang lain.

Cerita pulang dari Kebun Raya Bogor belum selesai. Kami kemudian mampir ke Roti Bakar Edy di Margonda. Tahu dong, anak-anak kalau capek ya tidur. Dan di perjalanan dari Kebun Raya ke Margonda itu Damar tidur. Sampai di Roti Bakar Edy, dia bangun dan seger.

Jadilah kami pilih di lantai atas. Supaya aman lebih jauh dari jalan raya.

Ayo lari-lari lagi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun