Motorik kasar dan motorik halus itu penting untuk pertumbuhan Damar.
Begitu gaya istri saya kalau pingin suaminya bergerak. Lah enak juga juga punya istri yang senang menggali pengetahuan kayak do'i. Memang saya juga orang yang senang melakukan observasi, tapi ya cuma sebatas googling saja di browser. Lah kalau istri kan enak, dia tergabung dalam komunitas BCJan2016 yang isinya buk-ibuk yang anaknya lahir antara akhir Desember 2015 hingga awal Februari 2016. Pokoknya emak-emak yang perkiraan lahir anaknya pada Januari 2016.
Dari sanalah kami kemudian dapat banyak sekali informasi dari mulai pola asuh, tumbuh kembang, dan lain-lain. Ya pokoknya sebagai ibu-ibu yang senasib dengan anak yang seumuran pasti masalah yang dihadapinya juga sama. Salah satunya bisa menghalau baby blues.
Selain jadi tempat berbagi cerita, ada info menarik yang kemudian saya dan istri semakin paham. Yaitu tentang motorik halus dan motorik kasar. Ini juga yang buat istri saya beli agar-agar, lalu dibuatkan mainan untuk diacak-acak Damar saat usianya belasan bulan. Sengaja tidak diberikan gula, hanya air dan agar-agar saja, lalu diacak-acak.
Sejauh ini pemahaman yang saya tangkap begini, motorik halus itu otot yang bergerak sedikit, tapi perlu koordinasi tinggi dengan mata. Contoh motorik halus untuk orang dewasa seperti mengetik artikel ini. Perhatikan! Hanya jari yang menari dan koordinasi dengan mata saja untuk menghasilkan tulisan ini. Tapi di belakang itu ada otak yang secara tidak sadar memerintahkan otot jemari untuk bergerak menekan huruf yang diinginkan.
Pada balita pun sama, duduk diam dan merasakan agar-agar dengan tangannya jadi ajang pengenalan tekstur. Dan pengenalan tekstur jadi pintu gerbang untuk melatih motorik halusnya. Contoh lain latihan motorik halus pada anak itu bisa main pasir, menggambar, mewarnai dan lain sebagainya. Main game di smartphone termasuk motorik halus? Iya! Tapi jangan lah ya, kasihan otot matanya capek. Dan rata-rata anak suka 'maksa' main smartphone walau matanya capek. Bisa layu sebelum berkembang nanti otot matanya.
Selanjutnya yang juga penting adalah motorik kasar. Ini kebalikan dari motorik halus, banyak otot besar yang bergerak dan perlu energi yang besar juga. Berlari, melompat, jalan, kejar-kejaran jadi contoh yang paling umum dilakukan oleh balita terkait motorik kasar.
Itu juga siasat istri agar suaminya yang gempal ini terpaksa bergerak. Selain membakar kalori, kegiatan ini jelas sangat melatih motorik kasar pada Damar. Makanya hampir setiap akhir pekan kami ada saja jalan ke tempat-tempat yang bisa jadi tempat berlari untuk Damar. Kalau yang dekat rumah itu ada Taman Tabebuya, One Belpark, atau berenang di PGA.
Pokoknya sebisamungkin saya dan Damar ada kegiatan bersama di luar ruangan, istri pasti senang sekali. Sambil menunggu saya main dengan Damar, istri bisa leha-leha di bawah pohon rindang sambil chating-ria dengan emak-emak lain di grup BCJan2016 itu. Mungkin emak-emak di sana itu juga nasibnya sama dengan istri saya, sedang menikmati me time juga dan membiarkan suaminya main dengan anaknya. Apalagi kemarin pas kami sekeluarga ke Kebun Raya Bogor. Merdeka!
Setelah puas silaturahmi dengan teman SMA mamah, kami mampir ke Kebun Raya Bogor. Damar yang tidur di perjalanan menuju Kebun Raya adalah penanda bahwa saya harus siapkan energi ekstra untuk olah fisik. Dan saat itu tiba, beruntung ada 2 ponakan yang tak kalah aktifnya. Yang satu sudah SD, sementara yang satunya lagi masih TK. Bertiga lah mereka kejar-kejaran.
Awalnya asik, masih bisa diajak lari-lari kecil, lama-lama Damar jalannya makin lama. Selanjutnya malah jongkok di pinggir jalan sambil main kayu disenggol-senggol pada daun kering. Daripada lama nunggu ya langsung gendong aja.
Untung begitu sampai taman tempat kami duduk-duduk hanya main sebentar lagi lelarian sama Luna dan Naya terus lanjut pulang. Jadi di mobil bisa oles-oles sedikit Geliga Krim sambil pijet-pijet untuk melenturkan otot. Terlebih telapak kaki bagian tengah dan belakang. Bagian ini yang sering pegal untuk menopang tubuh.
- Kesehatan
Olah raga merusak badan. Itu yang sering saya katakan untuk menolak ajakan teman bermain futsal. Bukan saya orang yang antipasti pada olah tubuh, saya tidak bisa bermain futsal, itu saja. Tapi saya sebisamungkin menanamkan kebiasaan baik pada Damar. Karena olah tubuh dalam bentuk motorik kasar ini bisa mengurangi obesitas pada anak. Coba rasakan camilan anak yang beredar di pasaran sekarang ini. Rasanya rata-rata manis, manis dihasilkan dari gula, dan asupan gula berlebih artinya cadangan kalori juga berlebih. Kalau tidak dibakar, jadi lemak, ujung-ujungnya obesitas.
Penyakit apa saja yang diakibatkan oleh obesitas? Banyak!
- Kebugaran
Bugar dalam KBBI berarti sehat dan segar. Kalau diperdalam lagi dapat dimaknai kemampuan individu dalam melakukan fungsinya dengan efektif dan efisien, serta bisa melakukan kegiatan-kegiatan mendadak atau berkala tanpa merasa lelah.
Ada korelasi dengan latihan motorik halus dan motorik kasar? Jelas ada, kalau semua ototnya sudah dilatih dengan baik plus koordinasi dengan mata dan otak juga baik. Artinya secara fisik sudah lebih siap.
- Pertumbuhan
Sebenarnya olah fisik itu cenderung menyebabkan DOMS (Delayed Onset Muscle Soreness). DOMS bisa diartikan sebagai kondisi ketika sel otot rusak karena olah fisik. Dan ini normal. Disebut microtears (sobek sedikit). Dan ajaibnya, tubuh manusia itu punya kemampuan untuk membetulkan dirinya sendiri. Tidak hanya membetulkan otot yang rusak, tapi juga kemudian menguatkannya.
Bayangkan ini terjadi setiap hari pada anak-anak atau balita yang setiap hari melakukan olah fisik. Otot tubuhnya setiap hari pula akan mengalami peningkatan dan peningkatan. Semakin kuat, semakin kuat dan sangat baik untuk pertumbuhannya.
- Perkembangan
Olah fisik juga bisa meningkatkan perkembangan indera pada anak. Sesederhana kejar-kejaran saja, pasti ada aba-aba si dewasa siap mengejar, dan respon si anak untuk berlari dan bersembunyi. Damar begitu, kalau saya sudah membungkuk sedikit, kaki bergerak dan HA!, dia pasti lari menjauh. Tanpa sadar sudah belajar memahami perintah, mencari solusi dan mencapai tujuan.
Semakin dewasa harus semakin kompleks permainan olahraganya. Tambahannya harus bisa melatih anak untuk bekerjasama dan mencari solusi.
- Sosial
Poin ini yang belum bisa dirasakan oleh Damar. Karena usianya baru 2 tahun lewat sedikit. Tapi yang jelas melatih motorik halus dan motorik kasar juga melatih kepercayaandiri. Percaya diri jadi modal utama untuk bersosialisasi. Dari mana percaya diri dibangun? Jelas dari pencapaian yang dilakukan setiap kali Damar berhasil. Misal, berhasil memindahkan pasir dari kotaknya ke gelas, kasih pujian aja. Itu membangun kepercayaan dirinya. Makin banyak yang diraih, makin diberi penghargaan, makin percaya diri.
- Kecerdasan
Olah fisik selain melatih otot juga tentu melatih otak. Main lempar bola misalnya, melatih koordinasi mata, otak dan otot. Setidaknya 3 komponen itu sudah cukup untuk melatih dan merangsang otak untuk bekerjasama dengan bagian tubuh lain. Saya sih percaya bisa karena biasa, dan kalau sudah terbiasa pasti tidak akan sulit menjalaninya. Dan kalau sudah jadi biasa, porsi otak yang lain bisa dialokasikan untuk yang lain.
Cerita pulang dari Kebun Raya Bogor belum selesai. Kami kemudian mampir ke Roti Bakar Edy di Margonda. Tahu dong, anak-anak kalau capek ya tidur. Dan di perjalanan dari Kebun Raya ke Margonda itu Damar tidur. Sampai di Roti Bakar Edy, dia bangun dan seger.
Jadilah kami pilih di lantai atas. Supaya aman lebih jauh dari jalan raya.
Ayo lari-lari lagi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H