Sedikit catatan soal hutang dalam pandangan islam di atas hanya sekadar mengingatkan bahwa ketika menggunakan metode paskabayar akan meningkatkan risiko untuk berhutang. Nah, kalau setiap akhir period pembayaran kita lupa bayar atau justru meninggalkan rumah kontrakan dengan tidak membayar PLN terlebih dahulu, maka kita sudah terhitung sudah berhutang pada PLN. Bukan hanya hanya merugikan PLN, tapi juga merugikan dan membahayakan diri kita.
Balik lagi ke listrik pintar. Saat ini banyak sekali channel untuk melakukan pengisian pulsa listrik. Untuk offline bisa dilakukan di lebih dari 30.000 ATM seluruh Indonesia. Sementara untuk online sudah banyak sekali toko online yang menjual pulsa listrik.Tapi namanya menggunakan jasa pihak ke tiga, tentu ada biaya administrasi yang harus dibayarkan. Murah sih, tapi tetap saja mengganggu hitung-hitungan. Apalagi emak-emak. Istri saya kemarin beli pulsa listrik satu juta. Alasannya sederhana, “Biar biaya administrasinya sekali doang”.
[caption caption="Beli pulsa listrik sekarang bisa pakai internet banking. Ini yang dilakukan istri. Cetak-cetuk lihat layar HP terus kasih saya buat topup di meteran. (sumber gambar : cr2.com)"]
Berdoa saja semoga pembangkit-pembangkit listrik baru segera terealisasi agar masyarakat Indonesia yang belum menikmati listrik bisa segera menikmati listrik. Semoga listrik-listrik yang galau yang suka putus-nyambung putus-nyambung semakin berkurang. Kan sedih juga kalau barang elektronik yang dibeli rusak karena listrik yang tidak stabil. Dan semoga listrik pintar ini makin meluas. Karena listrik prabayar tentu harus hadir dengan jaminan listrik akan selalu tersedia dan siap dipakai ketika sudah dibayarkan.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H