Mohon tunggu...
Fahmi Idris
Fahmi Idris Mohon Tunggu... Professional IT - System Analyst -

Introvert, Kinestetik, Feeling Extrovert, System Analyst, Programmer, Gamers, Thinker, Humorous, Dreamer. Web : ghumi.id Instagram : fahmi_gemblonk

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Listrik Pintar, Geliat PLN untuk Hidup Lebih Baik

20 April 2016   09:26 Diperbarui: 20 April 2016   09:42 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Listrik Pintar adalah listrik prabayar yang dikeluarkan oleh PLN (sumber gambar : bisnis.liputan6.com)"][/caption]Zaman sekarang ini siapa sih yang tidak butuh listrik? Rasanya semua butuh. Bahkan banyak profesi bergantung penuh pada energi yang satu ini. Saya punya kawan kantor yang kerjaannya bertanggungjawab sama rumah tangga kantor. Dari mulai urusan dispenser rusak hingga urusan saluran air kamar mandi. Suatu hari dia bilang begini, “Enak ya kerjaan kayak mas Fahmi. Tinggal duduk, ketak-ketik keyboard digaji. Tapi mikirnya kenceng”

Rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau. Kadang kita tidak tahu potensi diri kita dan melihat orang lain lebih hebat. Dikatakan seperti itu, saya lantas menepisnya dan bilang, “Justru kerjaan kayak Mas Pur ini yang bisa bertahan hidup. Coba bayangkan kalau mati lampu? Lah orang kayak saya gak bisa kerja. Itu baru mati lampu. Bagaimana kalau tiba-tiba listrik musnah? Lah selesai profesi dan karir saya. Kudu mulai dari nol.”

Begitulah listrik sekarang ini. Semua manusia butuh yang namanya listrik. Listrik digadang-gadang akan dijadikan sebagai energi alternatif masa depan pengganti energi fosil yang sekarang menguasai jalan raya. Ke depan semua akan menggunakan energi yang listrik. Listrik dianggap lebih ramah lingkungan karena dengan penggunaan listrik secara luas di jalan raya akan mengurangi emisi karbon. Asal tidak seperti Hongkong saja yang justru emisi karbonnya meningkat seiring bertumbuhan mobil listrik. Hal ini terjadi lantara suplai listrik di sana menggunakan batubara. Jadi ya pembakarannya justru semakin banyak. (sumber : bisnis.com)

Penggunaan listrik yang semakin meluas juga sadar tidak sadar menciptakan pemahaman bahwa energi ini sudah sangat berharga. Makanya penggunaannya harus seefektif mungkin. Mengingat semakin meningkatnya daya saing, maka semakin meningkat juga pola pikir kita untuk melaksanakan prinsip ekonomi. Apa itu? Adalah usaha untuk mendapatkan hasil tertentu dengan pengorbanan yang sekecil mungkin. Jadi, semua harus serba efektif dan selektif. Begitu pola hidup masyarakat modern.

Atas dasar pemikiran itulah PLN sang pemangku energi listrik utama negeri ini mengeluarkan yang namanya listrik pintar yang disebut juga listrik prabayar. Selama ini pelanggan PLN mendapat layanan listrik paskabayar, yaitu Pelanggan menggunakan energi listrik dulu dan membayar belakangan, pada bulan berikutnya. Setiap bulan PLN harus mencatat meter, menghitung dan menerbitkan rekening yang harus dibayar Pelanggan, melakukan penagihan kepada Pelanggan yang terlambat atau tidak membayar, dan memutus aliran listrik jika konsumen terlambat atau tidak membayar rekening listrik setelah waktu tertentu.

Mekanisme tersebut di atas tidak dilaksanakan pada sistem listrik pintar (prabayar). Pada sistem listrik pintar, pelanggan mengeluarkan uang/biaya lebih dulu untuk membeli energi listrik yang akan dikonsumsinya. Besar energi listrik yang telah dibeli oleh pelanggan dimasukkan ke dalam Meter Prabayar (MPB) yang terpasang di lokasi Pelanggan melalui sistem ‘token’ (pulsa) atau stroom.

MPB menyediakan informasi jumlah energi listrik (kWh) yang masih bisa dikonsumsi. Persediaan kWh tersebut bisa ditambah berapa saja dan kapan saja sesuai kebutuhan dan keinginan Pelanggan. Dengan demikian, Pelanggan bisa lebih mudah mengoptimalkan konsumsi listrik dengan mengatur sendiri jadwal dan jumlah pembelian listrik. Dengan menggunakan Listrik Pintar, pelanggan tidak perlu berurusan dengan pencatatan meter yang biasanya dilakukan setiap bulan, dan tidak perlu terikat dengan jadual pembayaran listrik bulanan. (sumber : pln.co.id)

Manfaat Bagi PLN

Tidak bisa dipungkiri bahwa diterapkannya listrik pintar membawa keuntungan bagi PLN. Selain manfaat privasi bagi pelanggan yang tidak akan didatangi pegawai PLN yang hanya mencatat penggunaan meteran, tentu bagi PLN ini adalah pengurangan biaya. Dengan tidak adanya penambahan orang yang bertugas mencatat meteran, maka cost untuk posisi ini tidak akan bertambah. Mengingat pemasangan baru dianjurkan menggunakan listrik pintar ini.

Karena mekanismenya adalah prabayar, maka listrik pintar yang dikenal juga dengan listrik pulsa ini dapat memberikan kepastian beban dan pemasukkan yang didapatkan PLN setiap periodenya. Dengan pulsa yang dibayarkan, bisa diperkirakan pemasukkan PLN. Dan dengan pulsa ini pula PLN bisa memperkirakan total beban listrik yang harus dikeluarkan setiap periodenya.

Masih ada satu lagi keuntungan PLN yang didapatkan dari listrik pintar ini. PLN tidak perlu khawatir atas tunggakan-tunggakan yang sering terjadi karena penggunaan listrik tidak dibayarkan. Selain menghilangkan rasa khawatir, listrik pintar ini juga membantu PLN untuk tidak lagi menghitung denda yang harus dibayarkan pelanggan setiap kali terlambat membayar.

Manfaat Bagi Pelanggan

Rasanya tidak adil kalau sebuah produk hanya memberikan manfaat bagi penyedia saja tanpa memperhatikan pelanggan. Apalagi produk yang dikeluarkan perusahaan sekelas PLN tentu harus ada manfaat yang diberikan. Berikut beberapa manfaat penggunaan listrik pintar bagi pelanggan.

Sesuai dengan perkembangan zaman yang menjadikan kita masyarakat ekonomi yang semakin selektif dan efektif dalam memutuskan sesuatu. Termasuk didalamnya soal keputusan mengendalikan pemakaian listrik. Melalui meter elektronik prabayar pelanggan dapat memantau pemakaian listrik sehari-hari dan dapat dipantau setiap saat. Di meter tersebut tertera angka sisa pemakaian kWh terakhir. Bila dirasa boros, pelanggan dapat mengerem pemakaian listriknya.

Dengan menggunakan listrik pintar ini juga membuat pelanggan sadar diri. Karena untuk menggunakan listrik pintar harus dibayar di muka, maka pelanggan harus berkaca pada kondisi diri sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan. Ya kalau kemampuannya besar, bisa pakai sesuka hati. Namun perlu ditanya pada diri sendiri, apakah benar-benar butuh? Kemudian kalau kemampuannya kecil, ya sesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Jika ternyata kebutuhan lebih besar daripada kemampuan, maka penting dibuatkan skala prioritas mana yang lebih dibutuhkan.

Selanjutnya keuntungan bagi pelanggan adalah terbebasnya pelanggan dari biaya keterlambatan. Ya jelas saja. Biaya keterlambatan dikenakan pada pelanggan yang terlambat membayar tagihan listrik. Karena dengan listrik pintar ini seluruhnya dibayarkan di muka, tentu saja tidak ada biaya keterlambatan ini.

Karena listrik pintar tidak perlu lagi diperiksa meterannya oleh petugas, maka untuk pelanggan listrik pintar tidak akan ada pegawai PLN yang datang ke rumah lantas melintas meteran. Artinya privasi kita sebagai pelanggan akan tetap terjaga. Soalnya istri waktu itu sempat panik karena sedang menyusui di ruang depan sementara ada petugas PLN yang ujug-ujug nyelonong masuk pagar depan langsung melihat meteran. Kaget juga. Kirain ada tamu.

Bagi pemilik kos-kosan atau kontrakan, penggunaan listrik pintar ini juga tepat dipilih. Tidak perlu lagi repot dan khawatir ketika tanggal pembayaran tagihan listrik setiap bulannya. Juga tidak perlu khawatir ujug-ujug tagihan listrik datang karena berbulan-bulan tidak dibayar sementara si penyewa kontrakan atau kos-kosan sudah raib entah ke mana.

Sepertinya ini manfaat terakhir yang paling penting. Ketika menggunakan listrik paskabayar, kita sebagai pelanggan dibebaskan untuk menggunakan listrik terlebih dahulu baru dibayar di awal bulan. Dengan kondisi seperti ini, sadar gak sih kalau kita sebagai pelanggan sebenarnya sedang berhutang pada PLN. Iya berhutang. Karena kita sudah pakai litrik darinya, sementara kita belum membayar jasanya. Ingat ya. Hutang!

Bagi seorang muslim, hutang adalah sesuatu yang harus dan wajib dibayar. Karena Islam sendiri sungguh melarang seseorang untuk menghindari kewajiban berupa membayar hutang. Hutang menjadi sangat serius hingga Muhammad S.A.W sering mengingatkannya dalam hadits-haditsnya.

“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta perlindungan kepada Allah dari berbuat dosa dan banyak hutang karena banyak dosa akan mendatangkan kerugian di akhirat, sedangkan banyak utang akan mendatangkan kerugian di dunia.” - riwayat Ibnul Qoyyim.

Keutamaan seorang muslim untuk terbebas dari hutang tidak hanya mendatangkan kerugian di dunia tapi juga di akherat. Kelak hutang akan dilunasi dengan cara dipotong dari amal kebaikannya. Yang paling seram, dosa hutang tidak akan terampuni walaupun mati syahid.

Sedikit catatan soal hutang dalam pandangan islam di atas hanya sekadar mengingatkan bahwa ketika menggunakan metode paskabayar akan meningkatkan risiko untuk berhutang. Nah, kalau setiap akhir period pembayaran kita lupa bayar atau justru meninggalkan rumah kontrakan dengan tidak membayar PLN terlebih dahulu, maka kita sudah terhitung sudah berhutang pada PLN. Bukan hanya hanya merugikan PLN, tapi juga merugikan dan membahayakan diri kita.

Balik lagi ke listrik pintar. Saat ini banyak sekali channel untuk melakukan pengisian pulsa listrik. Untuk offline bisa dilakukan di lebih dari 30.000 ATM seluruh Indonesia. Sementara untuk online sudah banyak sekali toko online yang menjual pulsa listrik.Tapi namanya menggunakan jasa pihak ke tiga, tentu ada biaya administrasi yang harus dibayarkan. Murah sih, tapi tetap saja mengganggu hitung-hitungan. Apalagi emak-emak. Istri saya kemarin beli pulsa listrik satu juta. Alasannya sederhana, “Biar biaya administrasinya sekali doang”.

[caption caption="Beli pulsa listrik sekarang bisa pakai internet banking. Ini yang dilakukan istri. Cetak-cetuk lihat layar HP terus kasih saya buat topup di meteran. (sumber gambar : cr2.com)"]

[/caption]

Berdoa saja semoga pembangkit-pembangkit listrik baru segera terealisasi agar masyarakat Indonesia yang belum menikmati listrik bisa segera menikmati listrik. Semoga listrik-listrik yang galau yang suka putus-nyambung putus-nyambung semakin berkurang. Kan sedih juga kalau barang elektronik yang dibeli rusak karena listrik yang tidak stabil. Dan semoga listrik pintar ini makin meluas. Karena listrik prabayar tentu harus hadir dengan jaminan listrik akan selalu tersedia dan siap dipakai ketika sudah dibayarkan.

Semoga bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun