“Anjrit, 5 menit lagi”
Begitu yang dilontarkan Iwan Setyawan di sela-sela presentasinya. Dalam acara Kompasiana Nangkring bersama JNE pada Jumat 11 Desember 2015. Pada acara ini, Iwan selaku CEO dari Provetic dengan gamang dan lugas memaparkan tentang kehidupan social media terkini.
Sebelum masuk ke soal sosial media, Iwan mengingatkan bahwa saat ini Indonesia sedang bersiap-siap untuk menghadapi ledakan demografi kelas pekerja yang dahsyat. Ledakan demografi kelas pekerja ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Namun juga secara global, dimana 30%-nya ada di China, India dan Indonesia. Pertumbuhan dahsyat kelas pekerja ini tentu akan meningkatkan kelas menengah secara global.
Efek dari meningkatnya kelas menengah secara global, tentu akan menyumbangkan milyaran konsumen anyar secara global. Dengan meningkatnya konsumen, artinya pasar semakin terbuka luas. Indonesia sudah jadi sasaran market kelas dunia. Jadi jangan heran kalau banyak brand-brand besar sudah buka cabang di sini.
Dengan meningkatnya kelas menengah, maka gaya hidup juga akan meningkat. Salah satunya penggunaan internet. Jangan heran jika beberapa tahun belakangan ini penggunaan internet begitu signifikan. Dan orang Indonesia termasuk paling cerewet di sosial media. Untuk pengguna paling cerewet di Twitter, Indonesia berada pada urutan ke 5. Sementara jika dirunut berdasarkan kota, Jakarta justru berada di posisi wahid mengalahkan Tokyo dan London.
Yang kedua soal hidup sehat. Zaman dulu kalau mau lari, kita Cuma pemanasan, terus lari. Zaman sekarang beda lagi, pemanasan pake jempol. Update status dulu, selfie dulu, upload dulu, baru lari. Tapi sambil lari juga kadang sambil narsis dan upload ke social media. Positifnya, gaya hidup sehat yang viral di social media ini membentuk generasi yang sehat pula. Dan tentu saja dimanfaatkan oleh brand-brand besar untuk mengadakan even healthy life semodel lari 5k, 10k, 21k, bahkan 42k.
Yang terakhir dan kayaknya yang paling yahud adalah trend mengenai kuliner dan jalan-jalan. Dua tema ini enggak pernah ada matinya. Semua berbau dua hal ini pasti diburu dan dengan mudah dipamerkan. Ingat, sebelum makan foto dulu.
Lihat bagan di atas, ini adalah gambaran apa yang terjadi di social media dalam satu menit. Perhatikan berapa juta data yang terbentuk dari gaya hidup sekarang ini. Perputaran data di dunia online sangat cepat dan sangat besar.
Iwan meramalkan, pada tahun 2020 Indonesia akan hidup di dunia digital. Dimana nanti kita sudah sangat familiar dengan digital banking yang dipicu oleh e-commerce. Selain itu, kita juga akan sangat familiar dengan mobile e-commerce. Orang sudah tidak kaku lagi bertransaksi online. Peran sosial media juga akan semakin penting, karena digunakan sebagai sarana untuk mengeluarkan unek-unek soal brand, review dan lain-lain. Kedepannya pula, youtube akan lebih banyak dilihat ketimbang televisi.