Kedepannya, apakah kita akan menjadi penonton saja atau akan menjadi pemain? Kira-kira seperti itu kekhawatiran Iwan. Menurutnya, jika kondisi seperti sekarang ini dibiarkan terjadi maka Indonesia hanya akan jadi bebek dan mudah terbawa arus pasar global.
Pada kesempatan ini Iwan mengingatkan pada Ricky Pesik yang merupakan Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif yang juga hadir untuk meniru langkah dari pemerintah Korea Selatan. Mungkin 20 tahun lalu kita tidak kenal apa itu Korean Culture. Sekarang, menjamur sekali restoran-restoran korea lengkap dengan kimchi-nya.
Ada dua hal yang disampaikan Iwan untuk menumbuhkan industry kreatif pada era digital ini. Pertama, Badan Ekonomi Kreatif harus menciptakan regulasi-regulasi yang tentu saja merangsang daya inovasi masyarakat. Harus didukung dengan kebijakan. Sehingga gairah untuk berinovasi semakin kentara dan membudaya.
Yang kedua soal iklim kreatif. Menciptakan iklim dan lingkungan kreatif tentu tidaklah mudah. BE KRAFT perlu merangkul banyak elemen untuk bisa menjaga dan menumbuhkan ide-ide kreatif. BE KRAFT juga perlu merangkul kementrian-kementrian terkait, elemen-elemen masyarakat dan tentu saja legislative untuk meloloskan peraturan.
Ingat, pemerintah harus mendukung. Tanpa dukungan pemerintah, industri kreatif hanya sebatas wacana. Setidaknya kita harus berhasil menjadi tuan rumah di negeri sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H