Mohon tunggu...
Fahmi Idris
Fahmi Idris Mohon Tunggu... Professional IT - System Analyst -

Introvert, Kinestetik, Feeling Extrovert, System Analyst, Programmer, Gamers, Thinker, Humorous, Dreamer. Web : ghumi.id Instagram : fahmi_gemblonk

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sedikit Cerita 5 Tahun Ngompasiana

26 September 2015   21:13 Diperbarui: 26 September 2015   21:37 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain berpuisi, hasrat berfiksi saya juga saya hadirkan dengan bentuk cerita mini dan cerita pendek. Selain karena event-event fiksiana community, hasrat berfiksi saya juga muncul lantaran perangff yang beberapa kali ramai di wall Facebook Group Desa Rangkat. Karena ini saya jadi benar-benar gandrung pada cerita mini. Terlebih ketika mengenal FF100K. Adalah kepanjangan dari Flash Fiction 100 Kata. Artinya dalam sebuah tulisan cerita mini hanya memuat sebanyak 100 kata saja. Dari mulai cerita lucu, cerita ngeledek, hingga yang agak serius dari cerita mini yang saya buta saya rangkum semuanya pada tag racau gemblonk.

 

[caption caption="desa-rangkat"]

[/caption]

 

Selain puisi, cerita mini dan cerita pendek, saya juga tertantang untuk menulis novel. Keinginan untuk menulis cerita yang panjang ini sebenarnya muncul karena keinginan pribadi untuk mengasah diri. Perlu diketahui, untuk menghasilkan sebuah novel bukanlah hal yang mudah. Bayangkan saja rata-rata novel berisi setidaknya 50.000 kata. Dalam sebuah cerita, baik itu cerita mini atau pun cerita pendek, punya yang namanya plot. Plot berisi awal, konflik hingga yang terakhir penyelesaian konflik dan penutup.

Perlu diingat, ketika membuat cerita berbentuk novel, penulisnya butuh waktu panjang untuk menghasilkannya. Keadaan emosi dan mental si penulis mempengaruhi hasil cerita yang dihasilkan. Sungguh sulit ketika penulis yang dalam keadaan patah hati lantaran baru putus lalu dipaksa untuk menulis bab untuk novel horor. Pasti hasilnya bakal jomplang. Pasti berasa ada yang hilang.

Itulah yang saya alami ketika berkolaborasi dengan Ajeng Leodita ketika membuat novel dengan judul Penggenggam Jasad. Ada saja halangannya. Ajeng tiba-tiba mengalami sakit parah. Saya tiba-tiba kere’ hingga tidak punya akses internet sama sekali. Terus lagi Ajeng galau. Terus saya galau. Pokoknya macem-macem tantangannya hingga akhirnya kami memutuskan bahwa project novel ini gagal.

Berkomunitas, berkawan, bersahabat

Seperti yang saya ceritakan di atas, hingga saat ini saya tercatat sebagai admin fiksiana community. Walau pun sekarang saya sudah sulit sekali untuk ikut nimbrung acara online di FC, namun sebisamungkin saya akan hadir untuk mewakili FC di Kompasiana. Dari FC ini, pertemanan saya bertambah banyak. Kawan-kawan saya semakin bertambah banyak dan melebar lintas bidang.

Saya yang berkecimpung di dunia IT sungguh menjadi kesenangan ketika berkawan dengan guru/dosen, editor, bos pasar hingga dokter. Ketika bergaul dengan semuanya menambah wawasan saya. Kalau sudah ngobrol pasti ngalor ngidul kemana-mana.

Selain bermain dan bergabung dengan FC dan Desa Rangkat, saya juga pernah ikut membantu acara yang diadakan oleh ID KITA kompasiana. Acara yang pernah saya ikuti adalah soal parenting digital. Ya sebut saja begitu. Acara itu dihadiri oleh istri-istri gubernur seluruh Indonesia. Saya lupa waktu itu sedang ada acara apa sehingga gubernur-gubernur hadir di Jakarta sehingga istri-istrinya bisa ikut dalam rangkaian acara ID KITA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun