Mohon tunggu...
Fahmi Idris
Fahmi Idris Mohon Tunggu... Professional IT - System Analyst -

Introvert, Kinestetik, Feeling Extrovert, System Analyst, Programmer, Gamers, Thinker, Humorous, Dreamer. Web : ghumi.id Instagram : fahmi_gemblonk

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[FF] Pengalaman Bermakna Kades

27 Maret 2012   12:50 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:24 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siang itu Hans sedang berada di dalam kelas diundang Bu Guru Yuli untuk menerangkan pentingnya patuh pada perkataan orang tua.

"Ingat ya anak-anak, kalian harus menuruti perkataan orang tua kalian. Terlebih soal petasan!"

"Kenapa dengan petasan Pak Kades? Kan bikin suasana meriah?"

"Itu kalau dikelola oleh orang yang tepat! Kalau orang yang belum berpengalaman pasti kacau. Bapak punya pengalaman pahit soal petasan, mau dengar?"

"MAUUUUU....", Jawab anak-anak dalam kelas serentak.

"Waktu bapak seusia kalian, Bapak sangat tergila-gila dengan petasan. Pernah satu waktu ketika pulang sekolah, bapak membeli petasan bulat warna-warni. Kata penjualnya, ini suaranya sangat besar. Bisa memekakkan telinga. Dijamin puas katanya. Karena yakin, bapak langsung membeli 5 buah. Lengkap dengan obat nyamuk seukuran ibu jari dan korek apinya."

".........."

"Sesampainya di rumah, bapak di sambut oleh ibu, dia lantas bilang, Hans, kamu jangan main petasan ya. Tuh liat temen kamu si Ibay, kemarin kepalanya kena percikan petasan air mancur. Mendengar peringatan ibu tadi, bapak langsung memegang tas yang berisi petasan tadi. Aman. Asal tidak ketahuan."

".........."

"Malam harinya setelah makan malam, bapak buru-buru masuk kamar. Mengunci pintu, kuncinya kemudian dimasukkan ke dalam kantung kain, kantung kain tadi dimasukkan ke dalam dompet, dompet dimasukkan ke dalam tas, tas dimasukkan ke dalam laci dan dikunci, kuncinya di masukkan ke kantung celana."

"Lalu apa yang bapak lakukan?"

"Bapak membuka bungkusan petasan yang tadi dibeli. Kemudian bapak ambil petasan bulat berwarna merah. Aroma bubuk mesiu segar sekali. Berhubung desa bapak itu dulu banyak nyamuknya, maka di setiap ruangan ada obat nyamuk bakar menyala. Termasuk di kamar bapak. Bapak ambil obat nyamuk tersebut. Bergaya seperti menyalakan petasan, kemudain melemparnya. satu kali. dua kali. tiga kali."

".........."

"Pada kali keempat, sumbu petasan itu tepat mengenai nyala api dari obat nyamuk. Sumbu dengan cepat menyala dan habis masuk ke dalam bulatan. Petasan yang tadi di tangan kiri langsung bapak lempar, berlari mengambil bantal menutupi badan. Tiba-tiba asap merah keluar dari bulatan tersebut. Aroma busuk membekap ruangan seketika. Bapak langsung lari ke pintu. Pintu terkunci. Merogoh kunci laci untuk membuka laci. Namun bapak terjatuh. Ruangan sudah diselimuti asap busuk warna merah. Hingga tak sadarkan diri."

"Hahahaha", Beberapa dari murid-murid tertawa. Sementara Bu Guru Yuli yang tadi duduk dekat pintu keluar mendadak menghilang. Hanya terdengar tawanya saja dari luar.

"Dari cerita bapak tadi, apa kesimpulan yang bisa diambil?"

"JANGAN MAIN PETASAN DI DALAM KAMAR PAK."

"Ada yang lain?"

"JANGAN MENYEMBUNYIKAN KUNCI KAMAR."

"Ada yang lain?"

"JANGAN BELI PETASAN DI PASAR. BOHONG PAK. ITU TIDAK BERSUARA."

"Sudahlah. Sesuai dengan tema kita hari ini, maksudnya adalah patuhi perkataan orang tua, bisa-bisa kita celaka karena tidak patuh."

"Oooooohh"

_______________________________________ , seuatu yang menyenangkan bisa menjadi berbahaya di tangan orang yang salah

*Saat ini komunitas DESA RANGKAT sedang mengupayakan proyek taman baca“Pojok Baca Rangkat”. Bagi sahabat yang mau berpartisipasi menyumbangkan buku-buku bacaan, silahkan berkunjung pada link berikut:[Pojok Baca Rangkat] From Rangkat with Love

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun