"Bapak membuka bungkusan petasan yang tadi dibeli. Kemudian bapak ambil petasan bulat berwarna merah. Aroma bubuk mesiu segar sekali. Berhubung desa bapak itu dulu banyak nyamuknya, maka di setiap ruangan ada obat nyamuk bakar menyala. Termasuk di kamar bapak. Bapak ambil obat nyamuk tersebut. Bergaya seperti menyalakan petasan, kemudain melemparnya. satu kali. dua kali. tiga kali."
".........."
"Pada kali keempat, sumbu petasan itu tepat mengenai nyala api dari obat nyamuk. Sumbu dengan cepat menyala dan habis masuk ke dalam bulatan. Petasan yang tadi di tangan kiri langsung bapak lempar, berlari mengambil bantal menutupi badan. Tiba-tiba asap merah keluar dari bulatan tersebut. Aroma busuk membekap ruangan seketika. Bapak langsung lari ke pintu. Pintu terkunci. Merogoh kunci laci untuk membuka laci. Namun bapak terjatuh. Ruangan sudah diselimuti asap busuk warna merah. Hingga tak sadarkan diri."
"Hahahaha", Beberapa dari murid-murid tertawa. Sementara Bu Guru Yuli yang tadi duduk dekat pintu keluar mendadak menghilang. Hanya terdengar tawanya saja dari luar.
"Dari cerita bapak tadi, apa kesimpulan yang bisa diambil?"
"JANGAN MAIN PETASAN DI DALAM KAMAR PAK."
"Ada yang lain?"
"JANGAN MENYEMBUNYIKAN KUNCI KAMAR."
"Ada yang lain?"
"JANGAN BELI PETASAN DI PASAR. BOHONG PAK. ITU TIDAK BERSUARA."
"Sudahlah. Sesuai dengan tema kita hari ini, maksudnya adalah patuhi perkataan orang tua, bisa-bisa kita celaka karena tidak patuh."