"Selamat pagi mas. Ada yang bisa saya bantu?" Sapaan tersebut membuyarkan lamunanku.
"S.. Saya Fahmi pak.. Warga sudah 3 hari ini pindah ke rumah biru yang diujung jalan. S.. Saya mau minta pengantar untuk membuat KTP sementara."
"Oh iya.. Nama saya Ibay. Maaf ya mas.. Sih... Juniarsih.. Bikinkan teh..! Sebentar ya mas, saya ambilkan dulu formulirnya" Bergerak menuju meja telepon di sebelahnya mengambil tumpukan kertas.
Oh.. Rupanya gadis manis tadi namanya Juniarsih
"I.. Iya pak."
"Ini mas formulirnya, kalau butuh pulpen ambil dibawah meja. Fotokopian surat pindah sama KK-nya dibawa"
"Bawa pak"
Juniarsih datang membawa 2 cangkir diatas nampan. "Ini minumannya.. Silahkan."
"M.. Makasih"
Secangkir teh manis hangat menambah hangat pagi
Sambil mengisi formulir yang diberikan, lamunanku kembali menerawang. Terkenang betapa Ayu mampu menghipnotis penonton untuk ikut berjoget tiap kali lagu 'Ya iya deh' dibawakan. Sosok cantik, hangat dan bersahabat yang mampu menoreh senyum jika dikenang. Kadang sedih jika ingat setahun lalu. Ketika Ayu pamit untuk meraih mimpinya bersama label rekaman. Grup kami tidak ikut serta bersama Ayu waktu itu. Label menganggap hanya Ayu yang pantas diboyong. Entahlah.. Mungkin karena saya gagap. Kamipun menyerah demi Ayu. Harapan dan doa terus kami panjatkan untuk karir Ayu. Setelah perpisahan dengan Ayu, sayapun mengganti nama grup ini menjadi OM GARONG (Orkes Melayu GerobAk doRONG). Selang enam bulan, tepatnya empat bulan kemarin kami mendengarkan lagu Ayu diputar di radio RDI. Kami kenal sekali cengkok khas Ayu. Lembab dinding kontrakan tak menghentikan joget kebahagiaan kami. Senang sekali rasanya mendengar 'Alamat Palsu' itu diputar di RDI.
"I.. Ini pak f.. formulirnya"
Lihat Cerpen Selengkapnya