Mohon tunggu...
Fahmi Idris
Fahmi Idris Mohon Tunggu... Professional IT - System Analyst -

Introvert, Kinestetik, Feeling Extrovert, System Analyst, Programmer, Gamers, Thinker, Humorous, Dreamer. Web : ghumi.id Instagram : fahmi_gemblonk

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peringatan Ulang Tahun, Wayang Golek dan Nilai Ksatria

1 Oktober 2011   10:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:26 772
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Dalam rangka memperingati hari kemerdekaan yang ke 66 dan memperingati ulang tahun Krakatau Steel yang ke 41, semalam tadi (30 September 2011 pukul 21.30) diadakan pertunjukan wayang golek dengan dalan Denni K Sunandari - Putra Giri Harja III bertempat di halaman parkir Krakatau Junction. Lakon yang dimainkan Kisah Baratayudha - Perang Kurusetra (Karna melawan Arjuna).

[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi pertempuran Arjuna melawan Karna (sumber : http://www.artoflegendindia.com)"][/caption]

Dikisahkan Karna berhasil membunuh Gatotkaca dengan senjata Kontawijaya. Senjata Kontawijaya musnah seiring dengan kematian gatotkaca. Berita kematian gatotkaca membuat duka dalam para pandawa. Kemarahan pandawa meledak. Pandawa mengumpulkan bala tentara.

Tidak kalah dengan Pandawa, Kurawa pun mengumpulkan bala tentara. Menghubungi para Buta (Raksasa) untuk menjadi bagian dari Kurawa. Karena para Buta tersebut pernah berhutang budi pada Kurawa, para Buta tersebut sepakat untuk membantu Kurawa.

***

Pada satu kesempatan, Dewi Kunti dan Adipati Karna bertemu. Diceritakan kemudian oleh Dewi Kunti bahwa sesungguhnya Karna adalah putra kandungnya dari Surya sebelum ia kemudian menikah dengan Pandu. Dengan segala kerendahan diri, Dewi Kunti memohon pada Karna untuk tidak melanjutkan pertempuran dengan saudara kandungnya sendiri.

Karna yang teguh pendiriannya, tetap akan melanjutkan perang. Dia berjanji hanya akan membunuh salah satu dari Pandawa. Agar putra Dewi Kunti tetap 5 orang. Kemudian ia pergi meninggalkan ibunya yang sedih.

***

Pada saat perang, arjuna ditemani Kresna sebagai kusirnya, sementara Karna ditemani mertuanya sebagai kusirnya. Ditengah-tengah peperangan, Karna berdebat hebat dengan kusirnya. Sang kusir yang juga mertua Karna diusir dari kereta kuda. Tidak terima perlakuan menantunya tersebut, sang mertua menyumpahi Karna. "Kau akan sial" - sumpahnya.

Kekacauan perang terus berlangsung. Bima dengan gada-nya menghajar para Buta, sekutu Kurawa. Nakula dan Sadewa dengan kemahiran beladirinya, mengacaukan formasi perang Kurawa. Cepot dan Dawala juga ikut berperang dengan kejenakannya.

Srikandi yang juga istri Arjuna, ikut perang hari itu. Ksatria wanita yang gagah ini, nyaris tak terkalahkan dengan busur dan anak panah sebagai senjatanya. Satu demi satu ajal prajurit Kurawa jatuh ditangannya. Sampai satu kesempatan, Srikandi lengah. Muncul Aswatama menikam Srikandi.

Srikandi yang terluka parah diketemukan oleh Cepot. Arjuna muncul kemudian. Marah bercampur sedih Arjuna melihat kondisi Srikandi. Jasad Srikandi dibopoh dibawa ke garis pertahanan Pandawa.

***

Akhirnya Arjuna dan Karna bertemu. Ada keraguan dalam hati Karna, karena ia mengetahui bahwa musuh yang ada di hadapannya sekarang adalah adik kandungnya. Namun keraguan itu kalah oleh darah ksatria yang dimiliki oleh Karna.

Pertarungan dua ksatria itu dimulai. Arjuna dan Karna saling memanah. Langit Kurusetra dihiasi oleh panah-panah dua ksatria ini. Dengan kesaktian mereka, panah-panah tersebut beradu di udara dan melukai prajurit disekitar mereka. Pada satu kesempatan, Arjuna melepaskan panahnya. Beruntung panah tersebut hanya mengenai mahkota Karna.

Tidak kalah dengan Arjuna, Karna mengeluarkan panah Nagasatra. Dibidiknya anak panah tersebut ke arah Arjuna. Langit bergemuruh. Dengan sigap, kusir Arjuna, Kresna, mengendalikan kereta kuda sehingga Nagasatra hanya mengenai mahkota Arjuna saja.

Arjuna tampak kewalahan melawan Karna. Akhirnya arjuna mengeluarkan panah saktinya, Pasupati. Pasupati terlepas dari busurnya, segera menjelma menjadi banyak tak terhitung. Menghunus dada Karna. Akhirnya Karna meninggal ditangan adik kandungnya sendiri

***

Seiring dengan kematian Karna, pagelaran ditutup dengan tembang yang mengisahkan betapa Karna mati secara ksatria. Membela negara tanpa pandang bulu.

__

Cilegon, 1 Oktober 2011 - Fahmi Idris

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun