Ada sepuluhan pelontar melontarkan batu api menyala-nyala bersamaan. Benar saja, pelontar itu sudah memasuki jarak tembak. Batu-batu api besar seukuran rumah melayang di udara menuju dinding pertahanan utara. Hanya satu dua saja yang tidak sampai. Sisanya masuk ke balik dinding pertahanan. Langit yang sudah gelap karena pembakaran semak bakur, kini semakin gelap karena asap dari batu-batu api yang menghantam rumah-rumah dan benteng pertahanan utara.
"SERAAAAAAAAANG"
Atas perintah jendral Hussar, sekejap mata pasukan Kiore berlari menyerang menuju kerajaan Lori. Mereka tampak seperti tikus-tikus penghaus darah. Mata mereka menyala-nyala penuh dendam.
Jendral Gambus mengangkat tangan kanannya, "TAHAAAAAAN! Pemanah TAHAAAAN!", Jendral Gambus memberi aba-aba untuk menahan tembakan. "Sekarang!"
Para pemanah melepaskan anak panahnya. Sejurus kemudian banyak tikus-tikus tergeletak mati terpanah. Beberapa diantaranya terluka tak bisa lagi bergerak.
"BATU APIIIII!"
BUMMM
Batu api dari pelontar Kiore menghantam dinding pertahanan utara. Tujuh prajurit kelinci Lori terhempas berhamburan karenanya. Mereka tak bangkit lagi.
"Tunggu sampai mereka dekat", Jendral Gambus kembali memberi perintah. "Sekarang! Tumpahkan minyaknya!"
Seitap dua prajurit kelinci menumpahkan satu ember besar minyak ke arah rombongan penyerang pasukan Kiore.
"Pemanah api! HEMPASKAN!!"