Mohon tunggu...
Gembel Bersuara
Gembel Bersuara Mohon Tunggu... Seniman - Penyair Pejalan

Pemikiran Ugal-Ugalan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bibi dan Nasib Puisi

18 Januari 2021   03:42 Diperbarui: 18 Januari 2021   03:52 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oleh:Gembel Bersuara

Bi. Kikis teriris habis puisi-puisiku

Kukira kata-kata kuasa rujuk memeluk

Berbalik ke bilik hati yang baik

Berbiak di kemudian nanti

Habis sudah nasib puisiku, Bi. 

Ketika tangan politik mulai cekik

Kepalkan licik hantam tahkik

suara sastra pun dibatasi

Sajak-sajak garang pun tumbang

Puisi-puisi bengis dikikis

Dihilangkan, anggapnya provokativ.

Hingga akhirnya tercecer di jalan-jalan

Tertumpuk mengabu debu 

dan menjadi bungkus-bungkus gorengan 

jajanan pinggir jalan.

Menulis sedikit bau politik diculik

Menulis ketidakadilan dipenjarakan

Mata, hati, dan rasa kita didakwa

ditodong laras bohong dan dusta

Ruh sastra dibotoli beling-beling politik

dipenjarakan entah sampai kapan.

Bi. Habis sudah nasib puisi

Ruang kritikus sastra dibina;

Hujan, rindu dan bokong senja

"Tulislah puisi tentang cinta, maka karyamu lolos diterbitkan." bisiknya. 

Bi. Salahkah aku?

Jika menulis tentang pelacur 

tersungkur dalam pelukan liar liur

Terukur selaku fardu.

Tentang petinggi negeri yang keji

Terberak-berak dan terkentut-kentut sumpah sampah dasi dan dosa.

Pernah sekali, Bi. 

Dan akhirnya aku insaf;

Mulanya aku bahagia, ketika puisi-puisiku

dibacakan dan diminta para pemuisi

Kukira itu sesinar apresiasi,

Namun nyatanya kiraku keliru.

Puisi-puisku ditelanjangi, diseret, diarak sana-sini

Diksi demi diksi dicuri 

Puisi-puisiku dibedah musnah

lalu dipublikasikan selaku miliknya sendiri

Miskin budi pekerti, 

Bi... Engkau sosok panutan

Beri aku pencerahan, 

Beri aku jalan 

agar tak tersesat

dalam kotak teka-teki para pemuisi

Bi. Akankah sampai sini nasib puisi, Bi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun