Mohon tunggu...
Gema Swargaloka
Gema Swargaloka Mohon Tunggu... Lainnya - Admin DC

Halo, perkenalkan nama saya Gema Swargaloka atau bisa dipanggil Gema. Saya bekerja di perusahaan PT. Bariel Indo global bagian Admin DC. Hobi saya adalah menulis, mendengarkan lagu, dan sesekali bermain game online.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kritik Sosial pada Novel Jejak Kupu-Kupu Karya Agnes Jessica

21 Desember 2023   16:59 Diperbarui: 21 Desember 2023   17:01 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cover buku Jejak Kupu-Kupu. Sumber : https://dpk.kepriprov.go.id/opac/detail/tx4ck

Dan ketika bertemu dengan Danu, tidak bisa dipungkiri kalau hatinya masih mencintai laki-laki tersebut, perlahan-lahan dia juga sudah memaafkan Danu. Setelah pertemuannya dengan Danu di sebuah seminar mereka pun sering bertemu dan akhirnya Danu mengakui perasaanya terhadap Alisa. Setelah disetujui kedua orang tuanya mereka pun menikah dan hidup bahagia dikarunia kedua orang anak. Kebahagiaan pun ada ditangan Alisa, dia seperti seekor kupu-kupu kecil yang terbang mencari tempat yang indah dan berdiam di sana.

Kritik Sosial 

1. Kritik Sosial Ekonomi

Pada novel ini, terlihat permainan kasta sosial di halaman-halaman awal. Seperti contoh Alisa yang diperlakukan lebih istimewa di panti asuhan Kemuning dibanding penghuni lainnya. Seperti hal pekerjaan rumah tangga, di saat yang lain mengerjakan tugas-tugas seperti menyapu, mengepel, membersihkan kamar mandi,  Alisa diberi keistimewaan tidak melakukan itu semua dan diberikan kesempatan untuk kursus. Sepertinya hal itu dilakukan karena Alisa berasal dari keluarga yang ber'ada' dan dekat dengan Danu. Tetapi, dengan perlakuan seperti itu membuat banyak penghuni lainnya seperti Neni merasa tidak adil, karena ia merasa bahwa Alisa kastanya sudah sama dengan mereka yang berada di panti asuhan tersebut. Seharusnya, Danu memperlakukan Alisa sama seperti yang lainnya agar tidak ada kesenjangan sosial.

2. Kritik Sosial Moral

Di awal cerita, kita diperlihatkan oleh cerita Alisa yang memarahi seorang Asisten Rumah Tangga sambil berkata kasar dan tidak manusiawi hanya karena tidak sengaja merobek gaun milik Alisa. Hal tersebut sangat jauh dari nilai moral yang dijunjung oleh rakyat Indonesia yang menganut adat ketimuran. Seharusnya, Alisa tidak boleh seperti itu karena itu tidak sesuai dengan nilai-nilai moral. Sebagaimanapun, asisten rumah tangga usianya jauh lebih tua dibandingkan Alisa dan bisa di selesaikan dengan cara yang baik-baik.

3. Kritik Sosial Pendidikan

Kembali kita ke halaman awal, dimana Alisa membohongi gurunya serta orang tuanya. Ia telah bolos sekolah selama 1 minggu dan memilih untuk pergi bersama ke 3 sahabatnya itu. Karena hal itu lah nilai dari Alisa sangatlah buruk. Mengetahui bahwa sekolah telah dibohongi oleh Alisa, Anastasia selaku guru dari Alisa mendatangi rumah Teguh dan Yanti untuk menyampaikan langsung hal tersebut. Hal tersebut tidak sesuai dengan nilai pendidikan yang ditampilkan melalui tokoh Alisa. Seharusnya Alisa bisa bersekolah dengan baik dan tidak melakukan hal yang buruk. Membohongi guru dan orang tua adalah tindakan yang tidak sesuai dengan nilai-nlai norma pendidikan. Seharusnya Alisa bisa berlaku jujur dan tidak membohongi siapapun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun