Di zaman generasi Z, banyak dari kita yang belum mengetahui bahwa ada novel genre romantis yang begitu kompleks dan penuh dengan drama di dalamnya. Dimana perjalanan cinta Alisa dengan teman lama ibunya yang bernama Danu tidak berjalan mulus di awal. Perbedaan usia yang terlampau jauh ini sangat mustahil jika kita melihat kalimat sebelumnya 'teman lama ibunya'. Hal yang ingin saya kritik ialah kritik sosial pada jalan cerita di buku ini. Mulai dari sifat Alisa sebelum kejadian itu, selama tinggal di panti asuhan, saat ia mengemban pendidikan di Singapura, dan saat ia sudah bekerja. Sebelum masuk ke dalam pembahasan kritik sosial, izinkan saya untuk sedikit menjelaskan 'Apa sih kritik sastra itu?'
Kritik sastra adalah bentuk dari analisis atau penilaian terhadap karya sastra, yang mencakup unsur-unsur seperti plot, karakter, tema, gaya penulisan, dan pesan yang disampaikan oleh karya tersebut. Kritikus sastra bertujuan untuk menyelidiki dan mengevaluasi nilai seni dan estetika karya sastra, serta memberikan pemahaman lebih dalam tentang berbagai aspek yang ada di dalamnya.Â
Lalu, apa itu kritik sosial?
Menurut Hantisa Oksinata (2010: 33 ) mengungkapkan bahwa Kritik Sosial adalah sebuah sarana komunikasi gagasan baru di samping menilai gagasan lama untuk suatu perubahan sosial. Kritik sosial sebagai salah satu bentuk komunikasi di dalam masyarakat yang berfungsi sebagai kontrol terhadap jalannya sebuah sistem sosial atau proses bermasyarakat.
Mari kita masuk ke dalam ceritanya. Izinkan saya untuk mereview sedikit jalan cerita dari novel 'Jejak Kupu-Kupu' karya Agnes Jessica ini.
Tokoh utama pada cerita ini, yaitu Alisa Surya yang merupakan anak dari pasangan konglomerat bernama Teguh Surya dan Yanti. Selama ini, kehidupan Alisa sangatlah glamour dan bergelimang harta. Karena kehidupan itulah, sifat Alisa menjadi sangat sombong pada siapapun yang dirasa lebih rendah kastanya. Alisa mempunyai 4 orang sahabat, yakni Bella, Cindy, dan Diana. Mereka juga memiliki latar belakang yang sama, yaitu keluarga yang berkecukupan. Hingga pada suatu saat terjadi musibah yang menimpa dirinya. Dimana kedua orang tua Alisa 'meninggal' karena kecelakaan. Karena rumah orang tuanya di sita oleh bank karena utang-piutang yang dimiliki oleh kedua orangtuanya. Setelah kejadian tersebut, kehidupan Alisa berubah 180 derajat dalam kurun waktu kurang dari 1 Minggu.Â
Nah, di dalam cerita ini Alisa bertemu dengan seseorang yang bernama Danu. Danu ini adalah teman ibunya dahulu semasa di panti asuhan. Danu dan Om Anwar membawa Alisa ke Panti Asuhan tempat Danu dan ibunya dulu tinggal, yakni Panti Asuhan Kemuning. Alisa tinggal di panti asuhan itu selama 2 tahun saja sampai ia lulus SMA.Â
Perubahan sikap hingga sifat terjadi sejak ia menginjakkan kaki di panti asuhan Kemuning. Ia mendapatkan banyak teman dan saudara selama di sana. Selain mendapatkan teman dan saudara, ia juga mendapatkan tambatan hatinya. Danu. Pria dingin (Kata Alisa) itu berhasil mendapatkan hatinya. Tetapi sayang, Danu sebentar lagi akan menikah dengan seorang wanita bernama Catherine. Hal itu yang membuat Alisa tidak bisa banyak berjuang dan lebih memilih pergi ke Singapura untuk melanjutkan pendidikannya, sekaligus melupakan Danu.Â
Selama empat tahun kemudian, dia kembali dikejutkan oleh peristiwa yang sama sekali tak diduganya, di hari wisudanya tiba-tiba kedua orang tuanya muncul, ternyata selama ini Alisa dibohongi oleh kedua orang tuanya dan Danu, hal itu sangat menggoncangkan jiwa Alisa sebab walaupun mereka ingin merubah prilaku Alisa, tetap saja Alisa sangat kecewa apapun alasannya dia belum bisa menerima kenyataan tersebut hal itulah membuat dia marah sama orang tuanya dan dia juga sangat membenci Danu akibat kebohongan tersebut.Â
Akan tetapi pada akhirnya Alisa sadar kalau kedua orang tuanya melakukan itu demi kebaikannya sendiri, dia akhirnya menerima kedua orang tuanya dan meminta maaf atas kesalahannya selama ini, namun walaupun orang tuanya masih hidup Alisa tetap menjadi gadis yang mendiri bahkan dia tidak ingin tinggal dengan kedua orang tuanya karena ingin hidup mandiri.Â