Disuatu hari yang akan tiba,
kau berlari kearahku,
menerjangku membabi buta.
Membuatku tersungkur dan kau jatuh memelukku.
.
Menangis dan menangis.
Menangis dan terus menangis.
Aku tak ingin bertanya mengapa.
Biarkan saja.
Kurasa kau rindu.
.
Kau masih menangis.
Semakin kencang.
Dan semakin kencang.
.
Kita sering sibuk berkata-kata,
hingga lupa untuk saling mengerti.
Sekarang aku mengerti,
kita kurang berpelukan.
Kita kurang menyatukan lewat sentuhan.
Tak perlu kata-kata.
Hanya sentuhan.
Aku mengerti: Kau rapuh.
***
Gemo Gibran
(Yogyakarta, 19 Januari 2023)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H